Ketika hubungan asmara sudah berjalan cukup lama, tentu muncul keinginan untuk melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, yaitu pernikahan. Pernikahan merupakan gerbang awal menyatunya dua insan untuk dapat hidup bersama selamanya. Menikah adalah sebuah momen sakral yang diharapkan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Oleh sebab itu, kamu tak boleh salah memilih pasangan. Pilihlah ia yang benar-benar bertanggung jawab, dewasa, mencintaimu tanpa banyak menuntut, mau belajar menjadi seseorang yang lebih baik lagi serta memiliki hati yang setia. Namun, jika pacarmu atau bahkan dirimu adalah seseorang yang mudah terpancing emosi hingga menimbulkan pertengkaran dalam hubungan, sebaiknya kalian berdua perlu menunda untuk menikah.
Mengapa demikian? Jika kamu dan pasangan sudah sama-sama dewasa dan memiliki pemikiran yang matang, tentu masalah sebesar apapun tak akan dihadapi dengan emosi yang berlebihan. Lalu apa kaitannya kerap bertengkar dengan kesiapan membangun rumah tangga?
Tentu saja hal tersebut berkaitan. Sebab, saat kalian berdua dihadapkan pada masalah, bukannya berpikir untuk menyelesaikannya, kalian akan sibuk untuk mencari siapa yang salah dan harus disalahkan. Hati kalian tak bisa tenang jika belum bertengkar atau menyalahkan satu sama lain.
Itu semua dilakukan karena hal tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan buruk yang tanpa disadari bisa merusak hubungan secara perlahan-lahan. Maka dari itu, kalau kamu dan pacarmu berniat untuk menikah, ubahlah sikap buruk tersebut. Bicarakan dengan terbuka apa saja yang menjadi kendala selama ini.
Bertengkar bukanlah jalan keluar yang diharapkan. Kalau bisa diselesaikan dengan cara baik, mengapa harus memilih jalan yang buruk? Kalau kamu dan pasangan sudah bisa meredam emosi, mulai jarang bertengkar dan menyadari pentingnya keterbukaan, maka kalian sudah bisa melangkah ke jenjang berikutnya.
Ingat, pernikahan bukan hal yang mudah. Sebab pernikahan dapat mengantarkan kalian pada kebahagiaan atau jurang nestapa. Oleh sebab itu, masalah yang timbul dalam rumah tangga perlu diselesaikan secara bijaksana bukan dengan emosi apalagi pertengkaran.
