Kisah mengenai sebuah toko permen yang tak pernah tutup selama dua tahun pernah mencuri perhatian publik. Pintu toko yang terletak di pinggiran Kota Tokyo, Jepang itu hanya terbuka setengah lantaran sang pemilik memiliki alasan tertentu.
Dikutip dari World of Buzz, kisah mengenai toko permen misterius ini mengundang perhatian Ryo, seorang wartawan dari RocketNews.
Ryo tertarik menyelidiki toko yang tampak menyeramkan itu. Sebab selama bertahun-tahun silam, toko tersebut hanya membuka setengah dari pintu etalasenya.
Orang-orang yang melintasi toko selalu dibuat bertanya hingga curiga, jangan-jangan toko itu menjadi modus kejahatan untuk kasus penculikan anak. Sebab toko yang mengatasnamakan ‘Candy Store’ itu, jauh dari kesan toko yang menjual permen.
Pemilik Kakek Renta
Dikisahkan saat wartawan Ryo pertama kali memasuki toko tersebut ia benar-benar terkejut. Sebab penampakannya benar-benar tak seperti toko permen.
"Hanya ada gelap, dan kesan horor menyelimuti. Mungkin pemiliknya malas," tulis Ryo.
Pria itu pun semakin heran karena semakin dalam ia menjelajahi toko, ia tak menemukan permen. Malahan sejauh mata memandang, hanya ada rokok.
"Tidak ada permen atau cokelat. Hanya ada rokok yang dijual di sana. Aku menyadari ada yang tidak beres dengan toko ini," ujar Ryo.
Tak lama, Ryo kembali dikagetkan dengan suara dari ujung lorong toko. Suara itu samar-samar terdengar sebagai ungkapan "Irasshaaaiiiii!" (Selamat Datang).
Baca juga: Bikin Nostalgia! Toko Jadul Ini Masih Lengkap Pajang Barang-barang Lawas, Netizen Kangen
Ryo gugup, karena di depannya telah berdiri lelaki tua berusia 90 tahun yang tak lain adalah pemilik toko. Kakek renta itu bernama Yoshio Uchiyama.
Kepada Ryo, Uchiyama mengaku kalau telah membuka toko itu sejak 50 tahun silam. Mulanya memang toko permen yang menjual berbagai macam permen dan coklat.
Namun seiring memudarnya stamina, Uchiyama mengatakan hanya menjual rokok saja. Bahkan sebenarnya, dia berniat menutup toko itu untuk selamanya.
Uchiyama ingin menikmati masa tuanya dengan meminum teh dan berkebun. Namun dia punya alasan, mengapa bertahun-tahun terus membiarkan toko tersebut buka.