Kalau pada umumnya sebuah bengkel mereparasi kendaraan bermesin, namun berbeda dengan bengkel yang ada di Jalan Niken Gandini, Kelurahan Singosaren, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur ini.
Bengkel milik Mulyono (53) tersebut merupakan bengkel dokar atau delman. Bengkel khusus jenis angkutan atau kendaraan yang ditarik kuda tersebut merupakan satu-satunya yang ada di Ponorogo. Bahkan pelanggannya enggak hanya dari Ponorogo saja, melainkan dari luar kota seperti Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Pacitan, dan Madiun.
Bengkel yang dulunya dikerjakan oleh orang tua Mulyono tersebut sudah ada sejak 1951, lalu kemudian diteruskan oleh Mulyono sejak 1987. Selain melayani dokar, saat itu juga melayani cikar, atau sebuah kendaraan angkutan yang ditarik oleh sapi.
Bahkan sebelum kendaraan bermesin belum seramai sekarang, dokar dan cikar menjadi alat angkutan yang paling utama didaerah pedesaan bahkan perkotaan.
“Yang paling sering rusak itu bagian rodanya, biasanya perlu penyetelan ulang pada bagian jari-jari rodanya,” kata Mulyono, Rabu (28/9/2022).
Bapak dua anak ini menerangkan, kalau enggak sembarangan orang bisa mengerjakan atau membetulkan delman, selain membutuhkan dua keahlian khusus yakni tukang kayu dan seorang pandai besi, pengalaman dalam memperbaiki sebuah dokar juga sangat diperlukan.
Keahlian tukang kayu dibutuhkan ketika memotong dan membentuk sebuah kayu menjadi bagian dari dokar. Seperti jari-jari roda, velg, rangka atau sasis, dan beberapa bagian lain dari dokar sebagian besar terbuat dari kayu. Bahkan kayu yang digunakan juga khusus, yakni bagian roda dan sasis harus menggunakan kayu jati, sedangkan kemudi dokar atau tempat kuda terbuat dari kayu waru.
“Kayu jati dipakai karena kekuatannya, dan kayu waru digunakan karena kelenturannya,” ujar Mulyono.
Sementara keahlian pandai besi dipakai dalam pembuatan suspensi dokar yang berbentuk per daun, kerangka atau sasis dokar juga ada yang dilapisi dengan besi. Selain itu meski roda dokar terbuat dari kayu, namun untuk bagian velg tetap menggunakan besi. Beberapa mur dan baut untuk dokar pun juga harus dimodifikasi agar kuat dan enggak mudah lepas ketika terpasang di dokar.
“Per daun dokar ini berbeda dengan kendaraan mobil, sehingga harus membuat sendiri dari lembaran besi,” terang Mulyono.
Meski saat ini bengkelnya enggak seramai dulu, namun masih banyak pelanggan yang hanya membawa beberapa bagian dari dokar ke bengkelnya untuk direparasi. Bahkan enggak jarang ada pelanggan yang membawa utuh dokarnya untuk direparasi di bengkelnya.
Namun semenjak memasuki era milenium kejayaan bengkel warisan orang tuanya tersebut mulai pudar. Dari yang awalnya bisa menerima puluhan orderan setiap bulannya, kini hanya ada satu atau dua dokar yang datang ke bengkelnya untuk direparasi. Hingga akhirnya seluruh orderan perbaikan dokar pun ia kerjakan seorang diri.
“Hampir semua bagian dari dokar semua membuat sendiri, karena untuk beli jadi di toko tidak ada,” pungkas Mulyono.
Artikel menarik lainnya: