Ini Alasan Konten Negatif di Medsos Lebih Cepat Viral di Masyarakat

- Selasa, 5 Mei 2020 | 21:19 WIB
Ilustrasi menyaksikan konten negatif di media sosial. (Pixabay/geralt).
Ilustrasi menyaksikan konten negatif di media sosial. (Pixabay/geralt).

Beberapa waktu belakangan muncul sejumlah prank yang memancing amarah masyarakat khususnya pengguna media sosial.

Sebut saja ulah YouTuber hasanjr11 yang menawarkan uang Rp10 juta bagi orang yang ingin membatalkan puasanya. Lalu terbaru yang tengah menjadi sorotan adalah ulah Ferdian Paleka yang membagikan sembako berisi sampah kepada waria atau transpuan.

Tindakan dari para Youtuber tersebut dikecam oleh banyak orang. Tak sedikit yang beranggapan bila tindakan tersebut dapat merusak moral orang lain. Tapi di sisi lain, konten negatif selalu mendapatkan respons yang cukup tinggi. Mengapa demikian?

"Ya sebenarnya memang otak manusia itu didesain untuk lebih bisa memusatkan perhatian atau lebih tertarik pada sesuatu yang berbau negatif. Sama aja kayak misalnya kita sudah mendapatkan banyak kebaikan tapi yang diingat satu keburukan, seperti peribahasa karena nila setitik rusak susu sebelanga," kata psikolog klinis dewasa Catharina Indah Sri Gunarti, M.Psi saat dihubungi Indozone melalui sambungan telepon, Selasa (5/5/2020).

Lebih lanjut psikolog yang akrab disapa Indah itu menjelaskan, otak manusia lebih mudah merekam kejadian negatif. Oleh karenanya, ketika ada konten negatif, banyak orang yang berbondong-bondong untuk melihatnya.

Hal itu lantaran mereka penasaran dan ingin ikut berkomentar. Tak jarang komentar yang dikeluarkan adalah hujatan dan ujaran kebencian.

Para konten kreator memiliki keinginan agar kontennya menjadi populer dan dilihat oleh banyak orang. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan penghasilan.

-
Youtuber Ferdian Paleka. (Instagram/@ferdian.paleka.official).

 

Maka tak heran jika beberapa konten kreator tertarik untuk membuat konten yang negatif karena ingin mendapatkan respons tinggi. Kembali lagi, konten negatif cenderung mendapatkan respons dari masyarakat.

"Hal itulah justru yang sebenarnya dicari oleh para konten kreator tersebut," pungkas Indah. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

20 Puisi Galau tentang Cinta yang Bikin Baper

Minggu, 12 Mei 2024 | 19:40 WIB
X