Sosok Imelda Mayasari, seorang insinyur wanita pertama Nestlé Indonesia jadi sorotan. Sudah 18 tahun Imelda bekerja di Pabrik Kejayan.
Ya, wanita seringkali dihadapkan dengan perbedaan gender dalam dunia kerja. Isu ini masih kerap ada di beberapa perusahaan zaman sekarang.
Seorang wanita bahkan sering dianggap gaptek dan kurang paham sains. Jadilah masih ada beberapa profesi yang memang cenderung mengandalkan pria.
Imelda seakan mematahkan anggapan itu. Ia merasa mampu menjalankan tiga peran dalam kehidupan, yaitu sebagai insinyur, ibu dan istri.
Baca Juga: Mengenal Prajurit Estri, Keterlibatan Wanita Yogya dalam Dunia Militer Melindungi Keraton
"Kondisi tersebut menantang dan mengajarkan saya cara untuk membuat skala prioritas yang tepat. Terkadang ada beberapa pekerjaan maupun kondisi yang harus saya utamakan, dan pembagian waktu ini tidak selalu harus rata jumlahnya," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Untuk sampai di titik profesi saat ini, Imelda percaya dibutuhkan fleksibilitas dari keluarga, atasan/rekan kerja, serta lingkungan di sekitar saya.
"Saya sangat bersyukur dapat menjadi bagian dari perusahaan yang ramah terhadap Ibu bekerja, serta mendukung kami para wanita untuk maju dan membuka potensinya di bidang STEM.”
Menurut data UNESCO, selama bertahun-tahun perempuan dan anak perempuan tidak berpartisipasi dalam bidang sains sebanyak rekan laki-laki mereka, terhitung kurang dari 30% perempuan menjadi peneliti STEM di dunia.
Direktur Corporate Affairs Nestlé Indonesia Siti Sufintri mengatakan, perbedaan gender semestinya sudah enggak ada lagi di perusahaan. Ia mengakui kalau wanita serba bisa.
Baca Juga: Fakta Tentang Ibu Nunuk Nuraini Pencipta Rasa Varian Indomie
“Menurut saya, ibu bekerja tidak hanya di kantor atau rumah, tetapi di mana pun kita berada. Terdapat ibu bekerja di dapur, laboratorium, hingga pabrik."
"Kita sama-sama bekerja keras untuk keluarga, perusahaan, dan diri sendiri," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Sependapat, Presiden Direktur Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar menyampaikan bagaimana perusahaan mendukung potensi seluruh karyawan tanpa memandang latar belakang gender.
