Tips Menyusui Bayi bagi Ibu Muda dari Dokter Ayudya, Salah Satunya Posisi Harus Benar

- Jumat, 25 Maret 2022 | 16:52 WIB
Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik)
Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik)

Bagi seorang ibu yang baru melahirkan anak, menyusui menjadi hal yang lazim--jika bukan mutlak. Namun, untuk menyusui dengan tenang dan nyaman, seorang ibu membutuhkan ilmu, kesabaran, dan kemauan yang kuat.

Menurut konselor laktasi dr. Ayudya Soemawinata, seperti dikutip dari siaran pers Good Doctor Indonesia, Jumat (25/3/2022), pada masa kehamilan, seorang ibu sebaiknya sudah memiliki pengetahuan tentang menyusui sehingga tidak kaget ataupun tidak panik saat mengalami tantangan.

Tak cuma itu, dukungan dari orang-orang terdekat, juga sangat penting.

"Agar menyusui berhasil, bukan hanya ibu yang perlu mempunyai ilmu dan kesiapan mental. Ibu perlu didukung oleh seluruh support system dalam keluarga, mulai dari suami, baby sitter, orang tua atau mertua," kata Ayudya, dikutip dari Antara.

ASI Diproduksi Sejak Minggu ke-16 Masa Kehamilan

-
Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik)

Ada beberapa hal penting yang harus dipahami ibu dan keluarga dalam mempersiapkan ibu untuk menyusui, menurut Ayudya, yakni hampir seluruh wanita memiliki kelenjar susu dan bisa memproduksi ASI (kecuali memiliki kondisi medis tertentu dan itu pun jarang terjadi).

Hal lain yang perlu diketahui ialah payudara sudah siap untuk memproduksi ASI sejak minggu ke-16 masa kehamilan. ASI diproduksi secara bertahap sehingga wajar apabila pada empat hari pertama ASI yang keluar hanya sedikit.

"Hal ini juga berhubungan dengan kapasitas lambung bayi yang baru 10 ml. Jika selama 2-3 hari pertama setelah bayi lahir, ibu tidak dapat menyusui, ibu tidak perlu khawatir karena bayi masih memiliki cadangan makanan di dalam tubuhnya," tutur Ayudya.

Payudara Harus Dikosongkan agar ASI Muncul Lagi

-
Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik)

ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan bayi (supply and demand). Bagi ibu yang bekerja, tetap perlu memompa secara teratur saat tidak bersama bayi. Payudara harus benar-benar dikosongkan agar ASI terus berproduksi.

Ketika payudara benar-benar kosong, sel-sel payudara akan mengirimkan sinyal ke sel-sel otak untuk memproduksi ASI kembali karena bayi akan segera menyusu. Sel-sel otak akan merespons sehingga ketika bayi akan minum ASI, produksi ASI sudah tersedia.

"Tubuh akan mengikuti ritme bayi minum susu. Jadi, jika bayi terbiasa minum setiap dua jam, tubuh akan mengikuti ritme itu untuk memproduksi ASI saat payudara benar-benar kosong," ujar Ayudya.

Tidak Ada Hubungan dengan Ukuran Payudara

-
Ilustrasi ibu menyusui. (Freepik)

Pengetahuan lain terkait menyusui yakni produksi ASI sama sekali tidak berhubungan dengan ukuran payudara dan ukuran tubuh ibu. Kondisi emosional dan asupan gizi ibulah yang justru mempengaruhi produksi ASI.

Di sisi lain, penggunaan botol atau dot dapat menyebabkan bingung puting dan mengganggu proses menyusui. Bagi ibu bekerja, pemberian ASI dengan cup feeder, sendok, spuit, pipet medis, dan spoon feeder lebih disarankan dibandingkan dengan memberi dot kepada bayi.

Ingatlah, menyusui pertama kali sebenarnya dimulai dari proses inisiasi menyusui dini (IMD). Menurut Ayudya, ada banyak manfaat yang diperoleh dari proses IMD yang optimal, antara lain: kontak kulit antara ibu dan bayi dapat mengatur suhu tubuh bayi dan memperkuat ikatan di antara mereka.

Selain itu, gerakan bayi saat berpijak dan menendang perut ibu dapat menstimulasi kontraksi rahim, saat bayi bergerak mencari aerola, gerakan membenturkan kepala ke payudara menyerupai pijatan untuk menstimulasi payudara.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X