Ritual Aneh, Buang Sial Kelompok Tunggal Jati Nusantara, 11 Orang Tewas Terseret Ombak

- Selasa, 15 Februari 2022 | 16:31 WIB
Tim SAR gabungan membawa korban terseret arus di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Ambulu, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022).  (ANTARA FOTO/Wahyu)
Tim SAR gabungan membawa korban terseret arus di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Ambulu, Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022). (ANTARA FOTO/Wahyu)

Sebanyak 11 orang tewas dari total 23 korban Kelompok Tunggal Jati Nuantara terseret ombak di Pantai Payangan Jember, Jawa Timur, Minggu (13/2/2022), melakukan ritual aneh.

Mereka disinyalir melakukan ritual mandi di laut untuk buang sial dini hari Minggu.

Diketahui 23 orang anggota kelompok berasal dari Kecamatan Panti, Patrang, Sukorambi, Sumbersari, Aung dan Jenggawah.

Mereka berangkat dari titik berkumpul di Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi langsung menuju Payang, Sabtu malam pukul 23.00 WIB.

KH Abdul Haris Ketua MUI Jember melalui kanal Youtube TVone menilai ritual buang sial itu tidak dibenarkan dalam Islam.

"Ritual mengatasnamakan apakah itu membuang sial dan seterusnya itu di dalam Islam sama sekali tidak dibenarkan," katanya seperti yang dikutip Indozone, Selasa (15/2/2022).

Menurutnya semua masalah atau kesulitan hidup merupakan cobaan dari Yang Maha Kuasa, Alla SWT. Oleh sebab itu kita sebagai manusia hanya bisa menerima dan melakukan ikhtiar untuk mengatasi masalahnya. Bukan malah melakukan ritual menolak sial.

Ini terlepas dari pemimpin kelompok Tunggal Jati Nusantara, Nur Hasan apakah memiliki kemampuan istimewa atau tidak.

"Tidak ada daya dan kekuatan sedikitpun yang dimiliki manusia, ketika kemudian manusia memiliki daya dan kekuatan, itu tidak lain karena bantuan dan pertolongan Allah," bebernya.

Ketika prinsip ini tertanam di masyarakat, maka mereka tidak bakal terprovokasi atau terbawa pada ajakan melakukan ritual di laut tersebut.

Menurut Haris peristiwa menolak bala di lakukan di pantai, pernah terjadi pada sekitar empat tahun lalu, namun sekarang terulang kembali.

Sebenarnya kejadian ini tidak sering terjadi. Mereka hanya lah kelompok kecil yang kegiatannya di luar pantauan MUI.

"Maka ketika peristiwa ini terjadi kami agak kebingungan juga dan langsung mencari informasi tentang siapa ini. Jadi sejak awal tidak terpantau oleh kami," kata Haris.

Menurutnya dari sisi kajian saat berlangsung di rumah tidak ada yang aneh pada kegiatan mereka, namun setelah itu dilakukan di pantai baru ketahuan. Ada sesuatu yang aneh.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X