Aktris sekaligus penyanyi Ariel Tatum punya memiliki berbagai keahlian. Tidak hanya akting dan nyanyi, Ariel Tatum rupanya juga punya kemampuan memainkan piano.
Namun siapa sangka, ketika masih kecil dulu, ia begitu stres hingga trauma saat memainkan piano. Ia bahkan tidak lagi merasa bahagia ketika bermain piano.
Hal itu diungkapkan Ariel Tatum dalam cupilkan video kompilasi yang diunggah ke akun Instagram miliknya. Dalam video itu, Ariel tampak melakukan sejumlah kegiatan, hingga bermain piano.
“Mau cerita sedikit tentang love-hate relationship gw dengan piano,” tulis Ariel dalam keterangan video tersebut, dikutip Indozone, pada Minggu (9/4/2023).
“Dari kecil gw selalu merasa stres setiap kelas, latihan, dan resital, sampe akhirnya seluruh kebahagiaan di dalam bermain piano pudar, dan gw memutuskan untuk berhenti di usia 14 tahun,” sambungnya.
Baca Juga: Waduh! Ariel Tatum Pernah Dilarikan ke Rumah Sakit Gara-gara Makan Petai
Pemain film ‘Sayap Sayap Patah’ ini bilang, akibat stres itu, dirinya sampai gak mau lagi mendengar atau melihat semua hal terkait piano klasik.
“Lama banget gak mau lihat dan gak mau dengar apapun yang berbau not balok dan piano klasik,” katanya.
Namun, seiring berjalannya waktu dan berusaha belajar untuk berdamai dengan dirinya sendiri, Ariel Tatum perlahan mulai kembali untuk bermain piano. Hal itu terjadi ketika usianya sudah memasuki 24 tahun.
“Sampai akhirnya, sekitar dua tahun lalu gw baru sadar bahwa, yang gw benci bukan pianonya, tapi situasi dan tuntutan yang gw ciptakan sejak kecil,” tuturnya.
Baca Juga: Gaya Outfit Foto Pertama Ariel Tatum 2023 si Gadis Kretek Curi Perhatian!
Perempuan yang kini berusia 26 tahun itu mengaku, kala itu dirinya masih anak-anak yang masih salah dalam berpikir. Akan tetapi, sekarang ia tahu dari mana sumber kebahagiaan dalam hidupnya.
“But that was a choice that I made when I was still a teenager, sekarang gw tahu di mana gw bisa mendapatkan kebahagiaan-kebahagiaan kecil gw,” ujarnya.
Ia sadar, bahwa selama ini manusia kerap mengubah sesuatu untuk mendapatkan kebahagiaan dirinya sendiri. Padahal, sesuatu itu bisa saja menjadi sumber kebahagiaan dirinya.