Apa sih yang dirindukan warga Indonesia saat berada di luar negeri? Makanan, pasti jadi jawaban terbanyak. Cita rasa yang kaya rempah biasanya jadi alasan warga Indonesia selalu merindukan masakan nusantara.
Nah, buat kamu yang tinggal atau lagi berwisata di Inggris Raya, khususnya London, bisa melepas rindu nikmati sajian Indonesia di Triple Hot Spicy Cafe, di Queensway, London.
Sang pemilik, adalah warga negara Indonesia bernama Zukni Legowo, yang meracik sendiri aneka sajian andalannya, seperti bakso, soto, rendang dan nasi uduk.
Sementara untuk menu pencuci mulutnya, kedai yang berdiri sejak Maret 2020 ini menyajikan jajanan pasar seperti kue lapis dan putu ayu. Istimewanya, setiap akhir pekan Zukni konsisten menyajikan menu kejutan seperti rawon, gudeg, dan talam ketan. Variasi menu tersebut yang membuat para penikmat jadi terpikat.
Selain warga Indonesia, menurut Zukni, penikmat sajiannya kebanyakan adalah warga dari Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam yang bermukim di London dan sekitarnya. Tapi nggak sedikit juga warga lokal yang jadi pelanggan.
Sebenarnya, menjalani bisnis kuliner bukanlah pekerjaan utama Zukni ketika merantau ke London. Awalnya, WNI ini membuka usaha private tour yang kliennya adalah wisatawan asal Indonesia. Namun sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk London, Zukni pun terkena imbas. Usahanya terpaksa gulung tikar karena tidak ada lagi wisatawan yang berkunjung ke Inggris Raya.
Demi bertahan hidup, pria asal Semarang ini lantas banting setir membuka usaha kuliner dengan sistem online. Ia menjual bakso dan rendang berkonsep frozen food.
Nah, karena respon yang sangat bagus dari pelanggan, Zukni akhirnya memberanikan diri membuka kedainya sendiri, Maret 2020 silam. Namun lagi-lagi, pandemi Covid-19 membuat kedainya sempat tiga kali tutup akibat pemberlakuan lockdown. Setelah kondisi mulai membaik, perlahan-lahan geliat wisata di London hidup kembali, kedai Zukni akhirnya diresmikan Oktober 2020.
Sukses mengangkat kuliner Nusantara di mancanegara, bapak 4 anak ini bagikan kunci menjalankan usahanya. Bersama sang istri, Zukni konsisten membagi tugas dalam bisnisnya. Istrinya sebagai tim produksi, sementara Zukni sebagai tim penjual. Menurutnya, kerja sama yang solid dalam menjalankan usaha kuliner di luar negeri sangat penting. Terutama soal rasa yang tetap terjaga, karena dimasak oleh “satu tangan”.