Ketua RW 11, Danukusuman, Serengan, Solo, Jawa Tengah punya dua kendaraan dinas. Satu kendaraan dinas untuk Ketua RW itu sendiri dan satunya lagi untuk Ibu Ketua RW bertugas menyampaikan informasi serta berinteraksi dengan warganya.
Uniknya, Ketua RW dan Ibu Ketua RW tersebut berani berkeliling di jalanan meski tanpa membawa Surat Ijin Mengemudi (SIM). Mereka juga enggak pernah terdampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Tentu saja, soalnya kendaraan dinas keduanya enggak pakai mesin. Melainkan sepeda kayuh yang dimodifikasi bagian depannya mirip motor matic. Makanya kendaraan unik diberi nama Matic G alias Matic Genjot.
Seperti namanya, Matic Genjot. Kendaraan ini perpaduan antara motor matik dan sepeda pada umumnya. Hanya saja enggak semua bagiannya diambil, hanya separuh motor dan separuh sepeda.
Matic Genjot dibuat sendiri oleh Aris Joko Saraswo, Ketua RW 11 Danukusuman, Serengan, Solo.
Ide awalnya dari rasa penasaran akan kreasi serupa di daerah Tulungagung, Jawa Timur, Aris kemudian meniru, memodifikasi dan menyempurnakan karyanya tersebut sehingga bisa dimanfaatkan dengan lebih efisien.
“Saya melihat karya ini di Tulungagung. Lalu saya otak-atik ulang sampai akhirnya berhasil seperti ini. Jadi memadukan konsep motor matik dan sepeda angin (pit jengki),” kata Aris kepada Tim Z Creators, Is Ariyanto, di bengkelnya di Jalan Kedempel 24, Danukusuman, Serengan, Solo.
Dalam membuat Matic Genjot, Aris dibantu sejumlah mahasiswa praktek (PKL) dari salah satu Politeknik di Kota Solo, dengan memodifikasi motor matik dan sepeda jengki.
Secara teknis, rangka sepeda motor matik hanya diambil pada bagian depannya saja, sedangkan rangka sepeda jengkinya diambil pada bagian tengah hingga belakang.
Biaya pembuatannya juga relatif terjangkau, hanya menghabiskan sekitar Rp300 ribu-hingga Rp1 juta.
Kreatif banget, ya!
Artikel menarik lainnya: