Perceraian orangtua memberikan dampak psikologis terhadap anak. Hal ini dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak ke depannya. Terutama dari aspek emosi anak.
Aspek emosi berkaitan dengan kepercayaan diri dan kemandirian anak. Menurut psikolog klinis anak Mario Manuhutu, emosi yang tidak didukung dengan baik akibat perceraian orangtuanya dapat membuat anak tumbuh dengan konsep diri yang buruk. Terlebih jika anak sering melihat orangtuanya bertengkar dan namanya dibawa-bawa.
"Anak jadinya tumbuh dengan pikiran bila dirinya adalah penyebab orangtua berpisah. Jadinya anak kurang percaya diri. Apalagi kalau anak melihat orangtuanya sering berkonflik secara fisik atau memaki dengan kata-kata kasar," kata Mario kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (8/6/2020).
Akibat lainnya adalah anak kehilangan kemampuan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Hal ini dikarenakan anak mengalami kehilangan dan tidak mampu mengatasi masalah dari emosi tersebut.
Contoh, anak terbiasa tinggal dengan orangtua yang lengkap. Namun tiba-tiba anak harus tinggal dengan salah satu orangtua tanpa mendapat penjelasan yang sesuai dengan perkembangan otaknya. Hal ini membuat anak merasa ada yang hilang tapi tidak mampu mengungkapkannya.
"Jadi ada beberapa kasus dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, bagaimana anak di-support secara emosi. Dari anak dia sebenarnya ingin orangtuanya yang lengkap ada di sampingnya, tapi kurang, ada yang kurang. Anak jadinya tidak diajarkan berproses, dibiarkan dengan perasaan-perasaan buruk sehingga sulit menyelesaikan masalah sendiri," pungkas Mario.
