Baru-baru ini, Ustad Abdul Somad atau biasa dipanggil UAS mengunggah foto jaman dulu (jadul) di Instagram pribadinya.
Dalam unggahan itu, terlihat masa muda Ustad Abdul Somad yang menuai banyak pujian dari warganet. Dikatakan bahwa, foto itu diabadikan di Mesir sekitar tahun 1998-an.
"Photo di Mesir antara tahun 1998 - 2002. Tapi tidak ingat di mana? lagi acara apa? Kawan-kawan yang masih ingat, tolong angkat tangan," ditulis pada caption foto, seperti dilihat INDOZONE pada Minggu (19/09).
Dalam foto itu, telihat Ustad Abdul Somad bersama teman-temannya berfoto bersama di Mesir.
Sosok Ustad Abdul Somad berhasil mencuri perhatian netizen dikarenakan penampilannya yang cukup mencolok jika dibandingkan penampilannya saat ini.
UAS tampak mengenakan baju kemeja yang bagian lengannya digulung-gulung. Rambutnya pun terlihat masih gondrong.
Unggahan itu pun viral dan mendapat beragam komentar dari netizen. Banyak netizen yang memuji wajah ganteng UAS saat itu.
"Ustadz knapa ya klo foto cool banget," ujar salah satu netizen @_tutiee_.
"Rambut UAS gondrong beda ya... ganteng kali," tulis netizen lain @baksokeramik.
"ustadz yg paling keren pake baju bunga2 dilipat dan rambut agak gondrong paling blkang..," sahut netizen lain @sulfi1985.
Sebagai informasi, berdasarkan data di Wikipedia menjelaskan bahwa ada 1998, ketika pemerintah Mesir membuka beasiswa kepada 100 orang Indonesia untuk belajar di Universitas Al-Azhar, Ustad Abdul Somad pun mengikuti tes dan merupakan salah satu dari 100 orang yang berhak menerima beasiswa, mengalahkan 900-an orang lainnya yang mengikuti tes untuk mendapatkan beasiswa tersebut.
Kemudian ia akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Al-Azhar Kairo dan berhasil mendapatkan gelar Lc-nya dalam waktu tiga tahun 10 bulan pada pertengahan tahun 2002.
Setelahnya ia pun melanjutkan program pendidikan S2-nya di Universiti Kebangsaan Malaysia, namun hanya sempat berkuliah selama dua semester.
Setelah itu, di tahun 2004, melalui AMCI (bahasa Prancis: Agence Marocaine de Coopération Internationale) dari Kerajaan Maroko yang kala itu menyediakan beasiswa bagi pendidikan S2 hingga S3 di Institut Darul-Hadits Al-Hassaniyah UAS terpilih untuk masuk dalam kuota penerimaan orang asing melalui jalur beasiswa.
