Tips Agar Anak Tak Kecanduan Ponsel, Psikolog: Orangtua Perlu Bangun Koneksi dengan Anak

- Rabu, 30 Maret 2022 | 19:16 WIB
Ilustrasi anak yang bermain gadget (Foto/Pixabay)
Ilustrasi anak yang bermain gadget (Foto/Pixabay)

Orangtua perlu membangun koneksi atau hubungan yang baik dengan anak agar si buah hati tak kecanduan gawai atau ponsel.

Menurut Psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener, anak yang kecanduan gawai menandakan bahwa dia tidak memiliki koneksi yang baik dengan orang sekitar termasuk orang tua.

"Jadi, gawai itu pelarian anak-anak karena dia tidak mendapatkan koneksi. Sama orang tua enggak dapat, sama teman-temannya juga enggak dapat. Tapi dengan gawai, dia ada interaksi dengan game-nya, dengan tontonannya, yang membuat dia punya pertanyaan dan tertarik dengan sesuatu," kata Samanta dalam sebuah acara virtual sepreti yang dilansir Antara, Rabu (30/3/2022).

Ada berbagai cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membangun koneksi yang baik dengan anak, ujar Samanta.

Misalnya, dengan membacakan buku-buku yang menarik dan dapat meningkatkan rasa ingin tahu serta membuat anak tergerak untuk mengamati lingkungan sekitar.

Baca juga: Dear Moms, Biasakan Bacakan Buku Cerita Buat Anak-anak Sebelum Tidur, Ini Kata Psikolog

Jika anak sangat sulit untuk lepas dengan gawai, Samanta menyarankan untuk mengajak anak bermain gawai di beranda rumah. Kemudian, alihkan perhatiannya secara perlahan.

"Jadi bawa ke luar rumah dulu biar dia menikmati area di luar. Lama-lama kita alihkan, misalnya 'eh, di sana ada burung, liat deh'. Jadi kita alihkan pelan-pelan supaya matanya enggak ke gawai terus. Kalau langsung dipaksa, nanti dia antipati dengan kegiatan di luar rumah," ujar Samanta.

Setelah itu, lanjut Samanta, orang tua bisa mulai mengajak anak untuk bermain di sekitar rumah seperti bersepeda atau berjalan kaki.

Kemudian, berikan anak tantangan yang bisa membuat dia memperhatikan lingkungan sekitar.

"Misalnya, nanti kalau ada rumah catnya warna merah, kita hitung, yuk, ada berapa. Jadi dikasih challenge supaya dia memperhatikan sekitarnya dia," imbuh Samanta.

Kemudian, lanjut dia, barulah batasi penggunaan gawai setiap hari sesuai kategori usia anak dan mendiskusikan kegiatan yang bisa dilakukan bersama, serta aturan-aturan yang di dalamnya terdapat reward (hadiah) dan punishment (konsekuensi).

Namun, Samanta mengingatkan bahwa konsekuensi harus merupakan sesuatu yang membangun karakter anak, bukan menghukum.

Menurut dia, hukuman justru akan membuat anak menjadi benci pada orang tuanya dan semakin menghilangkan koneksi dengan orang tuanya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB

5 Contoh Hak Siswa di Sekolah yang Kamu Harus Tau!

Kamis, 11 April 2024 | 09:10 WIB
X