Mengenal Digisexuality, Kebiasaan Gemar Bercinta Lewat Video Call

- Senin, 2 Desember 2019 | 16:20 WIB
digitaltrends
digitaltrends

Dilansir dari The New York Times, sebuah fakta menunjukkan bahwa baru-baru ini makin banyak orang yang melampiaskan hasrat seksual dengan robot atau berbagai bentuk teknologi lainnya.

Neil McArthur, associate professor of philosophy di the University of Manitoba and co-author 'The Rise of Digisexuality' menyebutkan orang yang menggunakan teknologi atau robot untuk melampiaskan hasrat seksual disebut digisexuality.

"Digisexuality adalah di mana kamu menggunakan teknologi di dalam seks atau hubungan. Apakah itu melalui Snapchat atau Skype, atau bertemu dengan orang-orang secara online melalui Tinder atau Bumble," kata Neil.

-
The African Exponent

Menurutnya, digisexuality lahir dari pengalaman orang-orang seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, seperti robot atau artifial intelligence yang telah ditemukan dalam beberapa kasus.

Bulan November 2017, seorang pria di Jepang yang berusia 35 tahun jadi berita utama, karena menikah dengan hologram (robot).

Sementara itu, dr Holly Richmond, PhD, somatik psikolog mengatakan digisexuality adalah orang yang mengekspresikan diri secara seksual dengan perangkat teknologi.

-
bigthink

"Seseorang yang memiliki preferensi kuat untuk atau merasa paling nyaman dengan mengekspresikan diri mereka secara seksual melalui atau dengan perangkat teknologi," ujar Holly.

Holly menambahkan satu-satunya interaksi kliennya terhadap kepuasan seksual ialah dengan dunia digital seperti pornografi internet dan mainan seks responsif. 

-
ilustrasi/pixabay

Namun, beberapa klien lainnya memiliki pengalaman seksual dengan manusia lain dengan menggunakan teknologi seperti melalui obrolan video dan mainan seks teledildonik atau sexting.

Banyak dari kliennya yang sebenarnya merasa tertekan dengan kenyataan bahwa mereka tidak bisa berhubungan seksual dengan manusia lain. Dr Holly mengatakan, orang yang biasa mengalami kondisi ini ialah pria yang berusia akhir 20-an hingga awal 30-an. Mereka cenderung menghabiskan waktu dengan bermain game dan bermain dengan teman-temannya, namun mereka sering merasa kesepian.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X