Mengaku Iseng, Kakek Madiun Cuan Jutaan Gegara Bikin Mainan dari Limbah

- Jumat, 24 Juni 2022 | 19:03 WIB
Kreasi truk dari limbah (Ronaa Nisaus Sholikhah /IDZ Creators)
Kreasi truk dari limbah (Ronaa Nisaus Sholikhah /IDZ Creators)

Bukan sembarang mengumpulkan barang bekas, Djumari mampu menyulapnya menjadi barang bernilai jual. Pria asal Madiun ini sengaja mengambil limbah kayu jati dari perusahaan kayu jati langsung yang ada di sekitar rumahnya. Pun, kaleng makanan bekas juga ia kumpulkan untuk dirakit menjadi miniatur truk.

"Ukuran dan modelnya ada bermacam-macam sesuai dengan permintaan. Besar dan sedang,’’ kata Djumari.

-
Miniatur truk buatan kakek 68 tahun (Ronaa Nisaus Sholikhah/IDZ Creators)

Harga untuk truk kecil, dibanderol seharga Rp100 ribu. Kalau ada lampu dan tutup di bak belakang jadi Rp150 ribu. Lalu yang paling besar dengan ukuran 80 cm x 28 cm x 25 cm harganya Rp350 ribu.

Truk ukuran paling besar ini bisa mengangkut dua anak berumur sekitar lima tahun!

‘’Saya naiki truknya saja masih kuat,’’ ujarnya sambal mencontohkan saat naik di atas bak truk mini.

Proses pembuatannya cukup panjang. Terlebih dahulu Djumari menyortir kayu bekas dan disesuaikan dengan ketebalan yang diinginkan. Setelah itu dipisah dan dirakit menjadi bak truk. Pun, kalengnya juga dipotong dan dibentuk menjadi kepala truk.

-
Bahan baku pembuatan miniatur truk (Ronaa Nisaus Sholikhah/IDZ Creators)

Dia tidak menargetkan pembuatan harian melainkan bulanan. Dalam satu bulan, Djumari bisa menghasilkan miniatur truk sampai 100 buah. Sebab, pembuatannya bertahap dari bak, kepala, sampai pengecatan. Pun, proses pengeringan cat masih dilakukan secara manual dan membutuhkan sinar matahari.

‘’Kalau musim hujan butuh waktu lama untuk pengeringan,’’ kata kakek 68 tahun ini.

Meskipun begitu, penjualan miniatur truknya musiman. Enggak selalu laku 100 buah dalam sebulan. Namun, Lebaran lalu 50 buah truk ludes dalam tujuh hari. Sebab, diborong pemudik untuk dibawa ke tempat perantauan.

-
Miniatur truk terbesar bisa dinaikkin anak 5 tahun (Ronaa Nisaus Sholikhah/IDZ Creators)

Biasanya Djumari mengirim miniatur truknya ke Ngawi, Magetan, dan Ponorogo.

‘’Yang beli biasanya anak-anak di lingkungan sekitar sini aja,’’ ujarnya.

Bukan tanpa alasan Djumari menjadi pengrajin miniatur truk dari bahan bekas. Dia memang sejak kecil gemar bermain mobil-mobilan.

Dulu, ia membuatnya sendiri dari bahan kardus. Namun pada 1985 dia mulai membuat kendaraan roda empat itu dari limbah kayu jati.

‘’Waktu itu hanya diecer sendiri dan biasanya dijual di tempat keramaian,’’ ungkapnya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X