Trend thrifting sudah mulai memasuki Ponorogo. Salah satu yang menggeluti dunia bisnis tersebut adalah Satrio Pringgodani. Pria berusia 35 tahun itu menjual sepatu preloved atau bekas tapi bermerk. Enggak main-main, semua barang yang dijualnya di tokonya 95 persen adalah asal luar negeri.
Ditemui di tokonya yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Ponorogo, pria yang akrab disapa Igo menceritakan jika bisnis yang digelutinya awalnya hanya iseng saja. Enggak disangka justru dari iseng itulah cuan mengalir deras ke kantongnya.
"Saya awalnya hanya iseng. Saya itu mengoleksi puluhan sepatu. Tetapi waktu itu mau beli sepatu kok uangnya kurang. Akhirnya saya jual kembali sepatu bekas," ujar Igo kepada Tim IDZ Creators pada Kamis (24/3/2022).
Dari situ, banyak yang antusias bertanya. Dari enam sepatu bekas yang dia jual kemudian pada 2019 berkembang menjadi puluhan sepatu. Permintaan pasar juga beragam mulai dari sepatu volly, basket, tenis hingga sneakers untuk jalan-jalan.
Di tengah pandemi Covid19 bisnis Igo justru semakin moncer. Pasalnya, kebijakan work from home (WFH) membuat sebagian orang konsumtif dan berbelanja sepatu dari tokonya.
Untuk mendapatkan sepatu bekas, Igo mendatangkan langsung dari luar negeri. Bermodal Rp25 juta pada pertengahan 2021, ia memberanikan diri untuk membuka toko. Menariknya, hanya dalam waktu dua bulan Igo telah balik modal.
Bisnis sepatu bekas menurut Igo ternyata belum banyak pesaingnya. di Jawa Timur saya hanya ada empat toko sepatu bekas yakni di Ponorogo, Malang, Tulungagung, dan Sidoarjo. Berbicara penghasilan, Igo bahkan pernah mendapatkan laba bersih Rp15 juta dari sepatu Nike Air Jordan 1 Chicago Retro 2019.
Untuk satu bulan, keuntungan yang didapat dari bisnis sepatu bekas bisa mencapai belasan juta rupiah. Sepasang sepatu bekas biasanya dijual mulai dari Rp500 ribu hingga puluhan juta.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini
