Bisakah Kuliah Online Ancam Kredibilitas Perguruan Tinggi?

- Senin, 29 Juni 2020 | 17:08 WIB
Belajar di rumah (GC4W)
Belajar di rumah (GC4W)

Sistem kuliah online merupakan tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi untuk menyelenggarakan di tengah pandemi Covid-19. Di sisi lain, penyelenggaraan sistem kuliah online juga berdampak pada kredibilitas perguruan tinggi. Apabila perguruan tinggi tidak memiliki kesiapan, maka bisa ada risiko penurunan kredibilitas yang mengintai.

“Perguruan tinggi diharapkan bisa menyelenggarakan perkuliahan jarak jauh dengan baik. Tapi tatkala perguruan tinggi dari fasilitas tidak siap, lalu dosen punya kemampuan kurang, pasti itu (kredibilitas) akan menurun. Ini sebuah persoalan,” ujar pengamat pendidikan, Andreas Tambah kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (29/6/2020).

Dirinya menambahkan, beberapa perguruan tinggi memang sudah ada mengandalkan teknologi IT yang baik untuk menyelenggarakan perkuliahan online dengan baik. Tapi ada beberapa perguruan tinggi khususnya level menengah ke bawah yang kesiapan fasilitas kuliah online-nya terbatas sehingga berisiko.

Menurut Andreas, dalam menyelenggarakan sistem pembelajaran atau perkuliahan online, ada dua hal yang harus diperhatikan oleh perguruan tinggi. Pertama, harus meningkatkan kemampuan para dosen untuk menyajikan perkuliahan secara online. Kedua, perguruan tinggi harus menyediakan fasilitas yang benar-benar memadai untuk kegiatan pembelajaran.

-
Ilustrasi belajar di rumah (US World and News)

“Jangan sampai kapasitasnya rendah sehingga sulit diakses. Fasilitas, baik internet maupun media harus betul-betul yang bagus,” kata Andreas.

Selain itu, pemerintah juga harus memerhatikan perguruan tinggi yang secara operasional membutuhkan pendanaan untuk kuliah online. Peran pemerintah dalam hal ini adalah memastikan pendidikan tidak boleh terhenti oleh karena situasi pandemi atau sebagainya.

“Pemerintah harus bisa memfasilitasi, mendukung perguruan tinggi karena yang mau belajar bukan warga negara asing tapi warga  negara Indonesia (WNI) di mana setiap WNI berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Nah bagaimana pemerintah bisa menciptakan pendidikan yang layak bagi masyarakatnya? Berikanlah stimulus atau subsidi,” kata Andreas.

Dengan adanya stimulus dan subsidi, maka perguruan tinggi bisa menyelenggarakan perkuliahan online sesuai yang diharapkan. Bentuk stimulus yang diberikan bisa berupa fasilitas media online, perangkat, dan lain sebagainya. Bahkan tidak menutup kemungkinan stimulus juga diberikan kepada mahasiswa.

“Bagaimana dengan mahasiswa, dilihat perlu subsidi atau tidak, itu juga perlu. Sebab mau tidak mau kuliah online membutuhkan biaya lebih,” pungkas Andreas.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X