Masa pandemi virus corona memang menuntut kesabaran masyarakat. Mulai dari membatasi diri berada di ruang publik hingga mengatasi jenuhnya berdiam diri di rumah dalam waktu yang lama.
Bagi orang dewasa, mungkin ini bisa ditangani dengan mudah. Namun pada anak kecil, masa pandemi bisa membuat pikiran mereka terganggu hingga membuat mereka menangis.
Psikolog Ajeng Raviando mengatakan kondisi tersebut sangat normal. Kehilangan rutinitas yang menyenangkan selama masa pandemi cenderung membuat anak-anak merasa stres.
"Wajar sekali, terutama buat anak-anak yang biasa weekend jalan ke mana. Ini kondisi yang sangat normal dan bisa bikin kondisi stres. Ada banyak hal yang dulu jadi rutinitas jadi tidak," kata Ajeng dalam webinar Perayaan Hari Anak Nasional 2020, Rabu (29/7/2020).
Sebagai orangtua, lanjut Ajeng, sebaiknya menjelaskan kepada anak-anak tentang kondisi yang dihadapi saat ini. Sampaikanlah dengan bahasa yang mudah dipahami oeh anak-anak.
"Sebagai orangtua kita harus menjelaskan pada anak-anak kita, kondisinya seperti apa dan kenapa nggak bisa begitu. Karena mekanisme kerja otak kita ketika biasa mengerjakan sesuatu dan kemudian nggak bisa, kita merasa lelah, capek banget," lanjutnya.
Dalam menjelaskan pada anak-anak, orangtua juga diimbau untuk tidak menggunakan nada tinggi atau terkesan galak.
"Orangtua harus paham anak butuhnya apa. Untuk bisa punya komunikasi efektif dan menyenangkan, kita perlu membaca bahasa tubuh anak," pungkasnya.