3 Dampak Psikologis yang Dirasakan Anak Bila Orangtuanya Bercerai

- Senin, 8 Juni 2020 | 14:40 WIB
Ilustrasi perceraian. (Pexels/Cottonbro/Anna Shvets)
Ilustrasi perceraian. (Pexels/Cottonbro/Anna Shvets)

Perceraian orangtua bukanlah hal mudah yang bisa diterima oleh seorang anak. Ada dampak psikologis yang dapat memengaruhi kehidupan anak nantinya. Terlebih jika setelah orangtuanya bercerai, anak tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian secara utuh.

Menurut psikolog klinis anak Mario Manuhutu, secara umum dampak psikologis yang akan dialami anak bila orangtuanya bercerai adalah kehilangan. Sebab anak terbiasa melihat kedua orangtuanya berkumpul di dalam satu rumah. Ketika ada perceraian, anak harus tinggal dengan salah satu orangtua.

"Anak pasti akan merasa ada yang berbeda karena terbiasa berkumpul. Ketika orangtua bercerai anak jadi bertanya-tanya, 'Kenapa aku harus ikut papa atau mama? Kenapa enggak bisa kumpul bareng?'. Apalagi kalau anak masih SD, cara berpikirnya belum seperti orang dewasa," ujar Mario kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (8/6/2020).

Lebih lanjut dia menjelaskan, anak memiliki sudut pandang yang berbeda. Anak butuh disayang dan diberikan perhatian secara utuh oleh orangtuanya. Saat orangtua bercerai, anak mungkin ingin bermain bersama tapi nyatanya hal itu tidak bisa ia dapatkan.

"Anak merasa kehilangan, ada yang kurang. Ketika anak seharusnya bisa main sama ayah dan ibunya, tapi enggak ada. Anak juga bisa kehilangan figur salah satu orangtuanya," kata Mario.

-
Ilustrasi anak bersedih. (Pexels/Pixabay)

 

Dalam mengasuh anak, ayah dan ibu memiliki peran yang berbeda. Ketika pasangan suami istri bercerai, otomatis anak tidak bisa mendapatkan pengasuhan secara utuh karena ada figur yang hilang. Kondisi ini berdampak pada kekosongan emosi anak dan kemampuannya menyelesaikan masalah.

"Kalau anak dalam usia perkembangan kehilangan figur, maka terjadi kekosongan emosi, ada bagian yang hilang. Anak masih butuh perkembangan emosional, sosial, fisik, dan lain sebagainya. Kehilangan itu bisa berpengaruh ke semua atau beberapa aspek," ucap Mario.

Bagian yang hilang itu bisa membawa masalah tanpa anak tahu cara mengatasinya. Contoh, anak terbiasa main sepeda dengan ayahnya. Lalu saat orangtuanya bercerai, anak tinggal bersama ibu.

Biarpun anak tetap bisa main sepeda dengan ibu, namun ada sesuatu yang rasanya hilang karena biasanya anak melakukan kegiatan tersebut bersama ayah. Anak belum mengerti perubahan yang ia alami dan berusaha mencari tahu penyebabnya sendiri.

"Jadi ketika anak punya masalah, dia enggak tahu harus ngapain. Anak kehilangan kesempatan untuk problem solving atas masalah di sekolah, pergaulan, emosi, dan lain sebagainya. Anak juga enggak tahu harus bercerita pada siapa, akhirnya caari jalan keluar sendiri," pungkas Mario.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X