Hubungan tanpa chemistry mungkin hambar. Tapi terbawa perasaan alias baper bisa membahayakan hati.
Banyak orang memilih untuk tidak melibatkan hati dalam hubungan karena takut masuk ke dalam toxic relationship. Namun, jatuh cinta pada seseorang memang tak bisa dijelaskan dengan logika.
Itulah mungkin yang disebut chemistry. Rasanya seperti ada koneksi yang menakjubkan, dan sulit rasanya ingin mundur ketika sudah jatuh cinta dengan bad boy atau bad girl.
Dalam buku yang ditulis Michael Bennett, MD, berjudul F*ck Love, terdapat banyak alasan mengapa seseorang menjalin hubungan dengan orang-orang bertabiat buruk karena alasan chemistry.
"Banyak orang yang setuju, tapi ada juga orang yang berkeyakinan bahwa cinta seharusnya tidak hanya dipilih berdasarkan chemistry," tulis Bennett dalam bukunya seperti dilansir Popsugar.
Bennett yang juga seorang psikiater menyatakan, faktanya chemistry jika ditelisik secara ilmiah maupun interpersonal, hasilnya, cukup berbahaya, dan terdiri dari unsur-unsur yang tidak dapat dimengerti.
"Ada perasaan yang kuat karena getaran itu memberi sensasi bahagia, tapi orang-orang juga dibuat kehilangan pandangan realiastis tentang apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima dalam sebuah hubungan," katanya.
Nah, tentu saja hubungan semacam itu membuat orang lupa menggunakan akal sehat melupakan nilai-nilai yang disepakati masyarakat umum, atau tidak memiliki harapan untuk hidup yang lebih baik.
Faktanya, sering ditemukan chemistry paling kuat terjadi dengan orang-orang terburuk, yang bisa menjadi alasan mengapa mereka bisa tertarik dengan pribadi yang nakal.
