Profil AH Nasution, Jenderal yang Selamat Dalam Pemberontakan G30SPKI

- Kamis, 29 September 2022 | 12:22 WIB
Jenderal A.H Nasution (id.m.wikipedia.org)
Jenderal A.H Nasution (id.m.wikipedia.org)

Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI) menjadi salah satu sejarah kelam bangsa indonesia pada tahun 1965. Peristiwa tersebut didalangi oleh partai komunis indonesia dan pasukan cakrabirawa sehingga menyisakan luka mendalam baik bagi keluarga korban maupun bangsa indonesia.

Terdapat berbagai kisah dan cerita dalam peristiwa tersebut, terlebih ada tujuh jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjadi korban dalam pemberontakan tersebut dan disebut sebagai pahlawan revolusi diantaranya Jenderal Ahmad Yani, Letjen S.Parman, Letjen M.T Haryono, Mayjen D.I Panjaitan, Mayjen TNI Raden Suprapto, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen Katamso dan Kapten Perre Tendean.

Namun ada fakta menarik dalam kejadian tersebut, Karena salah satu jenderal berhasil meloloskan diri dari peristiwa pemberontakan tersebut yaitu Jenderal A.H Nasution. Lantas Siapa sebenarnya sosok jenderal yang selamat dalam pemberontakan G30SPKI tersebut? ini profil lengkapnya.

Profil Jenderal A.H Nasution yang Berhasil Selamat Dari G30SPKI

-
ilustrasi jenderela A.H Nasution (id.m.wikipedia.org)

Jenderal A.H Nasution adalah sosok jenderal yang memiliki pengaruh besar dalam TNI AD. Pria bernama lengkap Abdul Haris Naution tersebut lahir pada tanggal 3 Desember tahun 1918. Daerah Huta Pungut, Kecamatan Kotonapan, Tapanuli Selatan.

Jenderal A.H Nasution merupakan anak kedua dari pasangan Abdul Halim Nasution dan Zahara Lubis. Tepatnya pada 1932, Jenderal Nasution menamatkan studinya di HIS yang merupakan sekolah belanda untuk bumiputera. 

Pada tahun 1935, Jenderal Nasution Melanjutkan Pendidikannya di HIK yaitu sekolah menengah pertama di bandung. menariknya ia mengikuti ujian Algemene Middelbaare School B (AMS) di Jakarta serta mendapatkan dua ijazah sekaligus pada 1938.

Setelah menyelesaikan studinya, Jenderal Nasution menjadi guru di daerah Bengkulu dan Palembang. hingga pada akhirnya ia merasakan ketidak cocokan menjadi guru dan memutuskan untuk mencoba di bidang militer pada tahun 1940-1942 mengikuti pendidikan Korps pendidikan perwira cadangan di Bandung.

Baca JugaMengenang Peristiwa G30S/PKI, Sejarah Pahit Bagi Indonesia

Kisah Jenderal A.H Nasution Saat Menghadapi G30SPKI

-
ilustrasi monumen pahlawan revolusi (Pinterest.com/SteeVia

Dalam buku sejarah, Pada tanggal 1 Oktober 1965 Pukul 04.00 pagi di kediaman jenderal A.H Nasution tiba-tiba terjadi keributan darui pasukan Cakrabirawa yang tiba-tiba mengepung rumah Nasution.

Suasana semakin mencekam dengan suara tembakan-tembakan dan keributan. Pasukan cakrabirawa terus memaksa masuk hingga akhirnya berhasil masuk dan menggedor pintu kamar dengan senjata untuk menculik dan membunuh A.H Nasution.

Namun setelah mereka masuk, tidak menemukan sang jenderal di dalam kamarnya. A.H Nasution berhasil meloloskan diri  dari peristiwa tragis tersebut. Namun harus rela karena putrinya Ade Irma tewas dan ajudannya Kapten Pierre Tendean akibat berusaha menghalangi kaburnya A.H Nasution.

Peristiwa upaya penculikan tersebut terjadi di Jalan. Teuku Umar No.40, Menteng, Jakarta Pusat. 

Jenderal A.H Nasution merupakan salah satu saksi sekaligus pelaku sejarah pada saat malam menjelang pagi di 1 oktober 1965. Bahwa peristiwa pembantaian jenderal tersebut terjadi selama dua hari yaitu 30 September hingga 1 Oktober 1965.

Terdapat hikmah yang didapatkan oleh jenderal A.H Nasution yaitu bisa mengetahui rencana busuk partai komunis indonesia dan bercerita hingga menorehkan cerita yang akan banyak orang kenal hingga saat ini. Atas kontribusinya tersebut Pemerinta Indonesia memberikan pangkat kehormatan menjadi Jenderal besar TNI.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X