Tips Memulai Bisnis Startup untuk Generasi Milenial

- Rabu, 19 Februari 2020 | 18:47 WIB
Ilustrasi (Unsplash.com/Campaign Creators)
Ilustrasi (Unsplash.com/Campaign Creators)

Ada sejumlah hal yang harus menjadi perhatian ketika kamu ingin memulai bisnis startup. Bukan hanya kekuatan modal saja yang harus diperhatikan, melainkan juga kekuatan dari produk yang kita jual dan seberapa dibutuhkannya produk tersebut di kalangan masyarakat. 

Direktur Teknologi Informasi BEI, Fitri Hadi pun menyampaikan sejumlah tips bagi para milenials yang tertarik untuk memulai bisnis startup. Menurutnya, hal yang pertama harus dilalui adalah mencari sebuah market problem yang bisa diselesaikan oleh startup yang kita punya. 

"Kebanyakan yang memulai startup itu untuk mengejar valuasi, karena waktu itu entah bagaimana banyak sekali perbankan Capital, dananya mudah sekali masuk kedalam startup," ujar Fitri Hadi dalam paparan workshop startup dan digital ekonomi yang diselenggarakan ISED di Jakarta, Rabu (19/2/2020). 

-
Ilustrasi (Unsplash.com/Startaê Team)

Jadi yang ada di benak mereka adalah bagaimana agar valuasinya naik, padahal jika kita pelajari lebih dalam lagi, mereka sebetulnya tidak menyelesaikan masalah. Sehingga tidak bertahan lama. Begitu dana murah itu hilang, mereka (pelanggan) akan beralih.

Hal kedua yang harus diperhatikan untuk memulai bisnis rintisan agar sukses  yaitu harus memahami kapasitas pasar dari startup yang dikembangkan. Menurut Fitri Hadi, para pengembang bisnis startup yang pernah dikenalnya dahulu, rerata justru tidak memahami bahwa pangsa pasar yang mereka garap ternyata tidak besar. 

"Jadi kalau size nya pas-pasan, itu dibagi begitu banyak playernya, maka akan kekurangan juga. Jadi harus betul-betul dihitung market size nya berapa sebelum dia masuk," jelas dia. 

Tahapan selanjutnya, kata Fitri Hadi adalah menyiapkan model bisnis. Hal ini adalah tahapan yang krusial karena model bisnis inilah yang akan menjaga agar bisnis kita bisa lebih survive.

Menurutnya ada beberapa bagian yang harus dilakukan pada tahapan ini, antara lain adalah menyiapkan teknologi sebagai sistem operasi yang tangguh serta mempersiapkan tools yang bisa digunakan untuk mempercepat perkembangan bisnis rintisan kita. 

"Jangan lupa juga bahwa bisnis itu sebenarnya untuk konsumen. Terpenting adalah kita tahu apa yang menjadi problem para konsumen. Tapi kalau yang kita jual masih nice to have bagi konsumen, belum problem, maka mereka masih menunggu. Padahal kita tidak bisa menunggu karena bisnis itu harus ada pemasukan untuk membayar biaya-biaya," jelasnya. 

-
Ilustrasi (Unsplash.com/Mario Gogh)

Setelah bisnis model fix, langkah selanjutnya yang harus dipikirkan adalah terkait permodalan. Menurut Fitri Hadi, sebagai bisnis rintisan, modal awal yang digunakan biasanya adalah modal sendiri atau dari orang tua, atau bahkan dari tabungan dan lainnya.

Kemudian dari modal tersebut bisnis rintisan bisa mendapatkan konsumen yang kemudian pada akhirnya ketika bisnis berkembang, hal itu bisa mendatangkan modal Ventura.

"Si pemodal ini biasanya akan memberikan kita target-target KPI dan jika sudah tercapai, kemudian mereka bisa tambah lagi permodalannya lebih besar dari yang pertama dan seterusnya demikian. Harus diingat prinsip para pemodal ventura, yaitu ketika mereka invest, objektifnya adalah bagaimana mereka bisa jual lagi," tuturnya. 

"Adapun level tertinggi dalam permodalan adalah ketika bisnis tersebut sudah bisa dijual ke pasar modal. Disini tentu nantinya permodalan akan terus berkembang, seiring dengan perkembangan model bisnis," imbuhnya. 


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Bolehkah Sahur Setelah Adzan Subuh? Ini Kata Ulama

Minggu, 17 Maret 2024 | 16:29 WIB

Menangis Saat Puasa: Batal Puasa atau Tidak?

Sabtu, 16 Maret 2024 | 03:05 WIB

4 Cara Agar Tetap Fokus saat Shalat Tarawih

Kamis, 14 Maret 2024 | 18:40 WIB
X