Jangan Salah, Ini Bedanya Bullying dengan Sebatas Bercanda

- Selasa, 16 November 2021 | 11:18 WIB
Ilustrasi bullying. (Pexels/Mikhail Nilov)
Ilustrasi bullying. (Pexels/Mikhail Nilov)

Tindakan bullying atau perundungan seringkali dilakukan dengan kedok 'bercanda'. Padahal, bullying dan bercanda jelas-jelas berbeda.

"Bullying dilakukan sengaja dan berulang-ulang. Misalnya terjadi selama enam bulan, hampir setiap hari untuk mengintimidasi atau menyakiti orang lain," kata Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia, Pingkan Rumondor, S.Psi, M.Psi dikutip dari Antara, Selasa (16/11/2021).

Pingkan menekankan tiga hal terkait perundungan yakni sengaja, berulang-ulang dan ada ketidakseimbangan kekuasaan, misalnya ada salah satu pihak yang merasa superior atau lebih tinggi dan satu lainnya merasa inferior.

Sementara sebuah tindakan dapat disebut bercanda bila antara pihak yang terlibat sama-sama bisa menikmati, senang, bisa melihat di mana kelucuan bahan candaan dan tidak ada yang tersakiti.

"Kalau bullying salah satu akan merasa tersakiti, merasa direndahkan dan sebenarnya yang bercanda melakukan bullying, di balik kata bercandaan dia melakukan dengan sengaja menyakiti," tutur Pingkan.

Contoh perilaku bullying antara lain menyebarkan gosip, berlaku secara tidak adil, mengejek dan merendahkan, dan sengaja mengisolasi orang. Tetapi yang bukan termasuk tindakan negatif ini yakni satu konflik terjadi sekali dan mutasi berdasarkan kompetensi.

Mereka yang terlibat dalam perundungan antara lain pelaku, saksi yakni mereka yang melihat dan target atau orang yang diposisikan lebih rendah.

Terkait saksi, seringkali bila mereka tak paham cara bertindak yang tepat saat bullying terjadi, maka cenderung diam. Penyebabnya bisa beragam.

"Ketika semakin banyak yang melihat akhirnya ada semacam rasa berbagi tanggung jawab, yang melihat itu akan tunggu-tungguan siapa yang negur duluan. Saksi ini penting, supaya dia bisa melakukan sesuatu, kadang-kadang ada efek seperti itu," kata Pingkan.

BACA JUGA: Kalender 2022 Lengkap dengan Tanggal Merah Hari Libur Nasional

Pingkan menyebut di masa pandemi, bullying masih terjadi. Perundungan bisa dialami seseorang via telepon, rapat online dengan peserta yang melontarkan komentar mengandung unsur melecehkan, atau email berisi pergosipan.

Suatu penelitian pada tahun 2020 yang dilakukan satu organisasi menunjukkan angka responden mengeluhkan pelecehan dan direndahkan berbasis gender, etnis dan usia meningkat di masa pandemi.

"Pandemi ini meningkatkan (kejadian perundungan) sekalipun konteksnya di online," pungkas Pingkan.

 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X