Terlalu Sibuk dengan Gadget, Kita Butuh Kesendirian: Renungan Filosofis Marissa Anita

- Senin, 21 Februari 2022 | 19:21 WIB
Ilustrasi: Seorang perempuan merenung menatap laut pantai selatan di Pantai Siung, Gunungkidul. (Indozone/Abul Muamar)
Ilustrasi: Seorang perempuan merenung menatap laut pantai selatan di Pantai Siung, Gunungkidul. (Indozone/Abul Muamar)

Pada zaman di mana teknologi sudah semakin berkembang, terutama di era gadget (ponsel pintar) dan media sosial, kita hampir-hampir tak pernah berhenti berinteraksi.

Memang, kita tidak berinteraksi langsung secara fisik, tetapi kita tak henti-henti terhubung dengan orang lain, dan terus digempur oleh informasi yang tak ada habis-habisnya.

Akibatnya, kita nyaris tak pernah merasakan kesendirian, dalam makna yang sesungguhnya.

Presenter Marissa Anita menyuguhkan perenungan filosofis tentang kesendirian lewat tayangan di kanal YouTube Greatmind. Menurutnya, di zaman hiperkoneksi seperti saat ini, penting membahas kesendirian atau solitude.

"Para tokoh penting dalam sejarah dunia menghasilkan pemikiran brilian dari kesendirian, bahkan kondisi terasing. Pramoedya Ananta Toer menumpahkan buah pikirannya di kesunyian sel penjara ke dalam empat karya sastra, tetralogi Buru. Abraham Lincoln monerahkan salah satu pidato presiden terbaik Amerika Serikat, Pidato Gettysburg, setelah beberapa minggu menapak sendirian dan berefleksi di makam pahlawan," kata Marissa, seperti disimak Indozone pada Senin (21/2/2022).

Lanjut Marissa, kesendirian tidak selalu berarti mengisolasi diri ke tempat terpencil, jauh dari peradaban dan manusia lain. 

"Kesendirian yang saya maksud adalah sebuah keadaan di mana pikiran kita terbebas dari pemikiran-pemikiran orang lain. Dengan kata lain kita mengalami kesendirian ketika kita hanya merenungkan buah pikiran kita sendiri," katanya.

Kesendirian itu penting karena dalam kesendirian, kita menjernihkan pikiran. Ini jadi kesempatan kita memahami suatu hal atau diri sendiri secara dalam. 

"Dalam kesendirian, kita bisa mencapai keseimbangan emosi, hasil dari refleksi diri yang tidak tergesa-gesa," imbuh Marissa.

Kesendirian, menurut alumnus Sidney University ini, justru tidak akan kita peroleh di tempat paling sunyi sekalipun selama kita membiarkan pemikiran orang lain mengusik benak kita.

"Pemikiran orang lain bisa muncul ketika kita bercakap dengan orang lain, baca buku, menonton televisi, melihat layar ponsel pintar," katanya.

Marissa menekankan bahwa tantangan terbesar kesendirian adalah ponsel pintar, yang olehnya banyak hal menjadi serbacepat dan praktis.

"Tapi dengan informasi dan aplikasi yang jumlahnya tidak terhingga, pikiran kita selalu ramai. Tidak pernah sepi. Kesendirian semakin asing dan terasing, padahal dari kesendirian itulah ide-ide kreatif muncul, dan pikiran jadi lebih cepat membuahkan solusi bagi permasalahan," katanya.

Lalu, perlukah kita meninggalkan ponsel pintar kita? Ya, setidaknya kita bisa memulainya saat akhir pekan, atau membiasakan diri jalan kaki tanpa ponsel.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X