Top! Dua Mahasiswa Surabaya Ini Lestarikan Batik dalam Bentuk Fotografi

- Rabu, 10 Agustus 2022 | 21:15 WIB
Anak muda pelestari batik (Clara Ayu Crisant/Z Creators)
Anak muda pelestari batik (Clara Ayu Crisant/Z Creators)

Kecintaan dua mahasiswa S1 Prodi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika) Surabaya pada batik, dituangkan dalam sebuah Buku Fotografi. Adalah Imam Miftakul Fauji dan Farezal Ardiansyah yang membuat Buku Fotografi Batik untuk diangkat sebagai karya Tugas Akhir mereka.

-
Imam mengangkat tema Batik Tulis Sendang Duwur (Clara Ayu Crisant/Z Creators)

Imam Miftakul Fauji yang mengangkat Batik Tulis Sendang Duwur sebagai tema konten bukunya mengatakan bahwa saat ini pengenalan mengenai Batik Tulis Sendang Duwur masih minim.

“Oleh karena itu buku fotografi tentang batik ini diproyeksikan bagi remaja usia 17 sampai 21 tahun dan juga generasi penerus pembatik,” tutur mahasiswa angkatan 2018 ini.

-
Buku fotografi tentang batik (Clara Ayu Crisant/Z Creators)

Dalam buku setebal 50 halaman ini, Imam menjelaskan 22 motif Batik Tulis Sendang Duwur yang dibagi menjadi dua jenis yaitu klasik dan juga kontemporer.

“Jenis klasik itu merupakan motif yang sudah melegenda dan turun temurun, sedangkan kontemporer merupakan hasil kreasi pembatik yang mengamati lalu memodifikasi menjadi suatu motif baru pembatik itu sendiri,” jelasnya.

Imam yang juga merupakan Wakil I Duta Batik Jawa Timur ini menegaskan bahwa batik tulis bukan hanya sebuah kain yang dipakai sebagai baju atau karya fashion lainnya.

“Akan tetapi batik merupakan identitas bangsa Indonesia dimana ketika orang asing melihat batik sudah tentu dipikirannya adalah Indonesia,” kesan mahasiswa yang juga aktif dalam kegiatan PSHT ini.

-
Dengan dengan butu fotografi batiknya (Clara Ayu Crisant/Z Creators)

Enggak jauh berbeda sama Imam, Farezal Ardiansyah yang kerap dipanggil Farez juga membuat sebuah karya Buku Fotografi tentang Batik Gedog Tuban. Buku bertajuk New Wave Gedog Tuban ini memiliki tebal sebanyak 100 halaman.

“Jadi di buku saya itu berisi latar belakang Kabupaten Tuban, Sejarah Tenun Gedog, proses pembuatan ragam tenun Gedog Tuban hingga cara merawat tenun,” jelas mahasiswa yang akan diwisuda pada Oktober mendatang ini.

Selain itu, Farez juga menampilkan makanan dan minuman khas Tuban seperti tuak, ampo dan juga dumbek sebagai properti dalam Buku Fotografi tersebut. Dalam pembuatan Buku Fotografi ini, Farez melakukan riset dan pengambilan foto di dua tempat yang berbeda yaitu Galeri Batik Gedog Melati Mekar Mandiri serta Tenun Gedog Tradisional Zaenal.

“Saya pertama kali riset untuk isi buku ini di Galeri Batik Gedog Melati Mekar Mandiri untuk melihat proses pembuatan tenun, bahan baku hingga cara perawatannya,” terang Farez.

Sedangkan untuk pengambilan foto pada setiap kain ia lakukan di Galeri Tenun Gedog Tradisional Zaenal yang berlokasi di Kerek, Tuban Jawa Timur.

Farez pun berharap dengan adanya karya ini masyarakat tidak lupa dengan budaya tradisional yang dimiliki Indonesia.

“Karena jika tidak dimulai dari generasi kita, maka tidak menutup kemungkinan budaya tradisional yang ada di Nusantara akan punah tergerus perkembangan zaman dan teknologi,” pesannya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X