Potret Kehidupan Porter Pelabuhan, Berebut Jasa Bawa Barang Demi Cuan

- Selasa, 9 Mei 2023 | 15:24 WIB
Potret para porter Pelabuhan Nusantara Parepare. (Z Creators/Rudi Hartono)
Potret para porter Pelabuhan Nusantara Parepare. (Z Creators/Rudi Hartono)

Banyak sebutan yang disematkan kepada porter yang biasanya dijumpai di area pelabuhan. Seperti pramuantar, pramubarang hingga buruh pelabuhan. 

Profesi yang juga dikenal sebagai Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) memang sangat membantu penumpang ataupun calon penumpang yang biasanay membawa barang bawaan dalam jumlah banyak.

Di Pelabuhan Nusantara Parepare, porter ini biasanya mudah di jumpai di depan pintu masuk pelabuhan. Mereka menawarkan jasa kepada calon penumpang untuk membawakan barang bawaan mereka hingga mencari tempat yang nyaman di dalam kapal. 

-
Potret para porter Pelabuhan Nusantara Parepare. (Z Creators/Rudi Hartono)

Selama arus mudik dan arus balik Lebaran, mereka bahkan jarang pulang ke rumah demi menunggu penumpang ataupun calon penumpang.

"Kalau tarif atau ongkos itu tergantung kesepakatan, biasa ada yang kasih Rp20 ribu, ada juga Rp100 ribu, tergantung banyak barangnya juga," ujar Anto salah satu porter yang ditemui Z Creators Rudi Hartono di Pelabuhan Nusantara Parepare.

Pengguna jasa porter sendiri menurut Anto lebih ke sistem langganan. Biasanya setiap porter punya pelanggan yang sudah saling percaya dan biasanya sudah menghubungi porter langganannya sebelum tiba di pelabuhan.

"Kalau musim Mudik lebaran itu kan TKI pasti pulang, jadi sudah ada yang saling kenal dengan porternya. Biasanya menelpon minta di jemput kalau sudah tiba, kalau berangkat juga begitu," lanjut Anto.

-
Potret para porter Pelabuhan Nusantara Parepare. (Z Creators/Rudi Hartono)

Arus mudik ataupun arus balik Lebaran memang menjadi musim panen bagi porter. Porter yang memiliki banyak pelanggan bahkan bisa mendapatkan penghasilan hingga jutaan rupiah dalam sehari.

"Sehari itu biasanya ada 3 atau 4 kapal yang sandar, bisa dapat paling sedikit 2 juta sampai 5 juta lah," beber Anto.

Meski demikian menurut Anto resiko menjadi porter di pelabuhan memang cupuk besar. Tidak hanya berdesakan dengan porter lain ataupun penumpang lain saat menaiki atau turun dari kapal. Mereka juga harus lebih waspada agar tidak terjatuh saat berdesakan.

"Kalau teman-teman yang jatuh dari kapal itu sudah banyak, karena memang saling dorong, jadi resikonya juga besar," jelas Anto.

Menurut Anto saat menggunakan jasa porter usahakan terlebih dahulu menanyakan tarif angkut kepada porter sebelum membuat kesepakatan. Hal ini untuk menhindari perselisihan yang biasa merugikan salah satu pihak.

"Pastikan dulu tarifnya berapa dan tanyakan apakah sudah tidak ada biaya tambahan lagi, karena biasanya itu yang jadi biang perselisihan," pungkas Anto.

Artikel menarik lainnya: 

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

Bolehkah Sahur Setelah Adzan Subuh? Ini Kata Ulama

Minggu, 17 Maret 2024 | 16:29 WIB

Menangis Saat Puasa: Batal Puasa atau Tidak?

Sabtu, 16 Maret 2024 | 03:05 WIB

4 Cara Agar Tetap Fokus saat Shalat Tarawih

Kamis, 14 Maret 2024 | 18:40 WIB
X