Para orangtua mungkin secara tak sadar sering membandingkan anak-anaknya dengan anak lain perihal prestasi di sekolah, sifat baik yang perlu dicontoh, dan lain sebagainya.
Tetapi terkadang hal tersebut dilakukan dengan sengaja oleh para
orang tua karena mereka beranggapan anak-anak akan ‘termotivasi’ berkat anak lain, dilansir dari pshycologytoday, baru-baru ini.
Ada efek buruk yang dirasakan sang anak yang menjadi ‘korban’ karena terus dibandingkan. Apa sajakah efek buruknya?
Merasa Ketakutan
Pertama, anak yang sering dibanding-bandingkan oleh orang tuanya akan memiliki ketakutan tentang banyak hal. Mulai dari takut membuat kesalahan, takut mengambil inisiatif, takut bersuara, hingga takut untuk menentukan pilihan.
Ini semua terjadi karena ia tak ingin terus-menerus dibandingkan dengan anak lain. Ia lebih memilih diam dan berusaha menuruti keinginan orang tuanya hingga terkadang ia mengalami kesulitan untuk mengatakan hal yang sebenarnya ia rasakan.
Tertutup
Kemudian, ia pun akan menjadi seseorang yang tertutup. Ia tak ingin banyak orang mengetahui kegiatan sehari-harinya. Baginya, menyendiri adalah hal yang tepat agar sang orang tua tak mencari-cari alasan untuk membandingkannya dengan anak lain di sekitarnya.
Memilih Menjauh
Lalu, jika sang anak termasuk tipe yang suka melawan keinginan orang tua, ia akan memilih menjauh dari jangkauan orang tuanya. Ia akan berusaha keras untuk berbicara seperlunya dengan sang orang tua. Ia pun akan membuat hubungannya dengan orang tuanya menjadi renggang.
Ini dikarenakan ia mengalami kekesalan yang berlebih karena selalu dibandingkan dengan anak-anak lain.
Merasa Selalu Salah
Ketika seorang anak selalu dibandingkan dengan anak lain,
secara tak langsung ia akan selalu menganggap dirinya salah dan juga lemah. Ia pun tak akan sepenuhnya percaya pada kemampuan diri. Baginya, penilaian orangtuanya yang selalu buruk sudah cukup menjatuhkan rasa percaya dirinya bahkan hingga dewasa kelak.