Pernah dengan permainan gasing? Buat yang enggak tahu, gasing kayu adalah mainan yang bisa berputar pada poros. Gasing termasuk mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Enggak terbatas usia, gasing bisa dimainkan oleh anak-anak maupun dewasa.
Namun sayang, permainan gasing sepertinya mulai terlupakan dan tergantikan dengan permainan modern yang serupa, Beyblade.
Tetapi di beberapa daerah di Provinsi Riau masih ada lho yang melestarikan gasing kayu. Seperti di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), bahkan ada turnamen gasing yang memperebutkan piala Bupati.
Ijul, seorang warga Desa Labuhan Tangga Kecil, menyebut gasing merupakan permainan tradisional anak-anak Melayu. Biasanya gasing dimainkan anak laki-laki di desa-desa atau antar kampung.
"Gasing kami dibuat dari kayu keras. Bisa dari kayu rengas, durian, jati, atau bakau. Tergantung keperluannya, apakah turnamen atau sekedar main biasa saja," sebut Ijul.
Bentuk gasing sendiri bermacam-macam, ada yang bulat, lonjong dan mirip piring. Tetapi yang sering dimainkan di Rokan Hilir biasanya berbentuk lonjong.
Cara bermain gasing mirip dengan permainan beyblade yang populer di kalangan anak muda saat ini. Untuk bermain gasing kayu, kamu harus lilitkan tali ke gasing lalu ujung yang disimpul pegang dengan tangan kanan. Kemudian lempar gasing ke tanah atau gelanggang yang disediakan.
Biasanya gasing yang paling lama berputar yang menjadi pemenangnya. Tetapi dalam turnamen biasanya saling berkompetisi gasing antar tim.
Dalam turnamen biasanya ada dua grup yang masing-masing menyiapkan empat buah gasing yang disebut sebagai bidak, panglima, menteri, dan raja.
Grup pertama akan melempar gasing ke gelanggang, sampai empat gasing berputar semua. Kemudian tim lawan akan mengincar satu per satu dengan melemparkan gasingnya. Permainan berakhir jika salah satu tim memperoleh 15 poin.
Turnamen ini dipimpin oleh seorang juri. Biasanya untuk area pertandingan akan diamankan dengan jaring, agar gasing yang terlempar enggak keluar dan mengenai penonton. Tetapi aturan permainan bisa saja berbeda-beda di setiap daerah.
"Harapan kita semoga gasing tradisi Melayu ini tidak punah. Masih bisa lestari hingga ke anak cucu nanti, sampai kapan pun," harap Ijul sambil melanjutkan permainan.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini