Sejarah Qurban dalam Islam, Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail

- Kamis, 23 Juli 2020 | 16:03 WIB
Ilustrasi hewan kurban (Pixabay)
Ilustrasi hewan kurban (Pixabay)

Tahun ini berniat untuk melaksanakan qurban? Nah, ada baiknya ketahui dulu yuk asal mula dan sejarah qurban yang akan diulas Indozone dalam artikel ini.

Sejarah kurban (Qurban, dalam bahasa Arab) berkaitan dengan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim alaihi salam (as) yang mengorbankan putera tunggalnya sendiri, Nabi Ismail as untuk disembelih sebagai bentuk ketaatan beliau pada perintah Allah SWT.

Qurban merupakan ibadah yang dilakukan umat Muslim pada saat Hari Raya Idul Adha tiba, identik dengan proses penyembelihan hewan kurban.

Di Indonesia sendiri, jenis hewan kurban yang biasa disembelih pada saat Idul Adha adalah hewan ternak berkaki empat, seperti sapi, kambing, dan kerbau.

Sementara, di wilayah negara Timur Tengah, hewan ternak untuk kurban berupa unta, domba, dan biri-biri.

Sejarah Qurban, Mimpi Nabi Ibrahim Menyembelih Puteranya

-
Ilustrasi hewan kurban (Pixabay)

Sebagaimana dijelaskan di awal tadi bahwa sejarah qurban tidak terlepas dari kisah pengorbanan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as.

Asal muasal kurban yang menjadi bagian dari perayaan Idul Adha, berawal dari lahirnya Nabi Ismail as. Pada waktu Nabi Ismail mencapai usia remaja, Nabi Ibrahim as mendapat mimpi di suatu malam.

Dalam mimpi tersebut, Nabi Ibrahim as menerima wahyu dari Allah SWT. Wahyu itu berupa perintah kepada Nabi Ibrahim as untuk menyembelih Ismail, anaknya sendiri.

Dahulu, salah satu cara Allah menurunkan wahyu kepada Nabi yakni lewat mimpi. Perintah apapun yang diterima dalam mimpi itu harus dilaksanakan, begitu pula yang dilakukan Nabi Ibrahim as.

Semula memang, Nabi Ibrahim as sempat gundah gulana lantaran ia harus menyembelih puteranya sendiri. Tapi berlandaskan rasa cinta dan taat kepada Allah, ia pun kemudian berlapang dada untuk 'mengurbankan' anaknya.

Dengan berat hati, Nabi Ibrahim mendatangi Ismail untuk menyampaikan perintah Allah bahwa ia harus menyembelih puteranya.

Begitu selesai menyampaikan maksud tersebut, Nabi Ibrahim sungguh tidak menyangka bahwa Ismail justru mengamini perintah Allah dalam mimpi ayahnya itu.

Tanpa merasa takut atau bahkan marah kepada ayahnya, Ismail lantas mengiyakan dan menerima perintah Allah tersebut dengan begitu ikhlas.

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: 'Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!'. Ia menjawab: 'Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar'." (Q.S As-Saffat ayat 102)

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X