TIM Tempat Seniman Merasa Dihargai

- Kamis, 4 Juli 2019 | 09:16 WIB
Seniman sedang melakukan proses syuting (tamanismailmarzuki)
Seniman sedang melakukan proses syuting (tamanismailmarzuki)

Taman Ismail Marzuki dikenal dengan sebutan TIM adalah Pusat Budaya Kota Jakarta. Suasana yang teduh dan cukup nyaman membuat orang betah ingin berlama-lama di tempat ini. 

Taman Ismail Marzuki dibangun di area seluas kurang lebih delapan hektar. Pembukaannya diresmikan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, pada 10 November 1968. Awalnya lahan ini merupakan ruang rekreasi umum Taman Raden Saleh, serta kebun binatang Jakarta (saat ini pindah ke Ragunan). Kemudian, Ali Sadikin mengubah area ini menjadi pusat kesenian agar para seniman Jakarta dapat berkarya.

Nama TIM sendiri berasal dari nama seorang komponis pejuang Indonesia, Ismail Marzuki. Keberadaan TIM merupakan penghargaan atas kontribusinya bagi khazanah musik indonesia. Selain diabadikan sebagai nama pusat kesenian yang terletak di Jalan Cikini Raya 73 ini, Ismail Marzuki juga dianugerahi gelar pahlawan nasional yang secara resmi di umumkan pada tanggal 10 November 2004.

Seiring dengan berjalannya aktivitas di TIM, ada pergolakan kembali di antara komunitas seniman. Para seniman kiri beranggapan Gubernur Ali dan Badan Pembina Kebudayaan tidak mengakomodir kepentingan mereka sehingga mereka meminta dibentuk satu Lembaga Kesenian. Akhirnya, pada 1973, seturut saran para seniman, Bang Ali mengambil jalan tengah dengan membentuk Akademi Jakarta yang berfungsi sebagai penasehat gubernur di bidang seni, serta berperan dalam penunjukkan seniman dan budayawan yang tergabung menjadi anggota dan pengurus Badan Pembina Kebudayaan (saat ini Dewan Kesenian Jakarta).

Sejak berdirinya, TIM dikenal menjadi ruang bagi para seniman untuk menyalurkan kreatifitasnya dalam bentuk berbagai karya Inovatif. TIM memang membuka seluas-luasnya bagi para seniman untuk menghasilkan karya fenomenal dan berkualitas. Dari sinilah Rendra, Sardono W. Kusumo, Farida Oetojo, Arifin C. Noer, Suyatnya Anrun, Affadi pernah merintis karir berseninya disini.

-
tamanismailmarzuki

Selain itu, TIM juga menjadi panggung bagi seniman dunia ternama seperti koreografer modern asal Amerika Serikat seperti Martha Graham (tampil 1974) atau Alwin Nikolais (1979); koreografer Jerman Pina Bausch (tampil 1974) dan pertunjukan kelompok butoh pertama di Indonesia, Byakkosha (1981).

Gedung yang diklaim sebagai gedung berskala internasional ini memiliki sebuah ruang inti yang bernama Teater Lyric (besar)dengan kapasitas duduk 1200 penonton dengan panggung proscenium, rear stage, side stage, fly tower, dan orchestra pit. Sedangkan Teater Studio (kecil) yang berukuran lebih kecil, yaitu 250 tempat duduk, difungsikan sebagai ruang latihan dan pertunjukan skala kecil. 

Meskipun kecil, dalam ruang ini dapat diwujudkan 4 alternatif penataan panggung. Selain dua ruang utama di atas, terdapat ruang-ruang pendukung lain yang menjadikan gedung ini cukup matang disebut sebagai sebuah gedung teater, yaitu ruang ruang pameran, ruang latihan, studio tari, kantor pengelola, ruang ganti pemain, gudang properti, kantor pengelola, dan juga orchestra shell.

Saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprove) DKI Jakarta akan merevitalisas Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki. Anies mengatakan, target dari revitalisasi Taman Ismail Marzuki tak hanya menjadikannya pusat kebudayaan Indonesia, tapi juga untuk dunia. 

Anies menegaskan kegiatan kesenian dan budaya di TIM harus tetap berkembang dengan baik meski kawasan itu dikelola sebagai obyek wisata. Sebab, rencana komersialisasi kawasan itu juga bertujuan memfasilitasi kegiatan seni-budaya.

Mendengar rencana Gubernur DKI Jakarta untuk merevitalisasi TIM, Budayawan senior Salim Said menyambutnya dengan sangat baik. 

"Saya berharap DKI yang sekarang katanya duitnya banyak, akan bersungguh-sungguh merealisasikan apa yang kita saksikan tadi," kata Salim.

Budayawan Salim Said meminta Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, bersungguh-sungguh merevitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM). 

"Saya sangat terharu, mudah-mudahan bisa diselesaikan. Saya terlibat bersama Gubernur DKI Soerjadi, melakukan perencanaan untuk revitalisasi Taman Ismail Marzuki, hasilnya yang bisa dilihat gedung teater besar di belakang itu. Tapi tidak seluruhnya bisa kami selesaikan," kata Salim.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

Ada dari Sumatra, Ini 3 Smart City di Indonesia

Minggu, 28 April 2024 | 11:35 WIB

Kemnaker Luncurkan Program K3 Nasional 2024-2029

Kamis, 25 April 2024 | 21:56 WIB
X