Pada tahun 2016 lalu, tepatnya pada 6 April 2016, Sonya Depari sempat bikin heboh karena berani membentak seorang perwira polwan di Jalan Sudirman, Kota Medan, Sumatera Utara.
Waktu itu, Sonya bersama kawan-kawannya sedang konvoi setelah selesai menjalani Ujian Nasional.
Ia dan kawan-kawannya mencoret-coret seragam mereka dengan piloks, sebagaimana kebiasaan pelajar ketika merayakan kelulusan. Saat itu Sonya masih berstatus pelajar di SMA Methodist 1 Medan.
"Oh oke, mau dibawa? Siap-siap kena sanksi turun jabatan ya. Aku punya beking," kata Sonya kala itu.
Sembari membentak polwan bernama Perida Panjaitan yang waktu itu berpangkat Ipda, Sonya mengaku dirinya anak Irjen Pol Arman Depari, yang saat itu menjabat sebagai Kepala BNN.
"Oke, Bu, ya, aku enggak main-main ya, Bu. Kutandai ibu ya. Aku anak Arman Depari," kata Sonya.
Perida Panjaitan sendiri mencoba sabar, sembari meletakkan jari telunjuknya di bibir, sebagai isyarat untuk meminta Sonya diam.
Lima tahun sejak saat itu, Sonya ini kini menjadi sarjana hukum. Ya, dia baru saja mengikuti wisuda di Universitas Sumatera Utara (USU).
Ia membagikan foto-foto wisudanya melalui Instagram. Di situ ia berfoto bersama ibundanya.
"A mother is a daughter’s best friend," tulisnya.
Sonya sendiri sempat didaulat sebagai duta antinarkoba tak lama setelah insiden tahun 2016 itu.
Sejak saat itu, hidup Sonya kian glamor. Penampilannya berubah layaknya perempuan ras kaukasoid, dengan rambut pirang dan mata biru.