Uniknya Tradisi Imlek di Singkawang, dari Makan Mi Panjang Umur hingga Kerasukan Roh Dewa

- Minggu, 23 Januari 2022 | 14:00 WIB
Kolase mi panjang umur dan festival pawai tatung (Instagram/dapurbekal/v_johni)
Kolase mi panjang umur dan festival pawai tatung (Instagram/dapurbekal/v_johni)

Imlek di Singkawang, Kalimantan Barat memang selalu lebih meriah dari di kota-kota lainnya. Pasalnya kota yang mendapat julukan ‘sepetak Hongkong’ di Indonesia ini memang dihuni oleh lebih banyak etnis Tionghoa.

Nah salah satu tradisi Imlek dan Cap Go Meh yang Cuma ada di Singkawang ialah tradisi makan mi panjang umur.

Mi panajng umur ini sebenarnya adalah Mi Asin Singkawang. Namun, karena bentuk mi yang panjang dan filosofi panjang umur yang terkandung di dalamnya, maka warga setempat lebih suka menyebutnya dengan nama mi panjang umur.

-
Mi panjang umur (Instagram/eviwanq)

Mi panjang umur sendiri merupakan salah satu hidangan wajib yang harus ada saat perayaan Imlek di Singkawang. Mi berwarna putih polos ini biasanya disajikan di dalam wadah besar bersama lauk ikan atau pun ayam yang kemudian disiram kuah asin khas Singkawang.

Cara memakan mie panjang umur tentu saja harus menggunakan sumpit dan wajib diacak-acak sebelum dimakan. Prosesi makan mi ini pun biasanya dilakukan bersama keluarga dengan harapan seluruh anggota keluarga bakal berumur panjang.

-
Mi panjang umur (Instagram/milokitchen)

Uniknya, mi sepanjang dua meter tanpa putus ini hanya dibuat di Singkawang. Pabriknya pun hanya ada satu di Pasar Utama Singkawang.

Meski begitu, Imlek di Singkawang tidak hanya soal makan mie panjang umur saja. Ada lagi tradisi unik yang berlangsung pada Festival Cap Go Meh, yaitu Pawai Tatung.

-
Pawai Tatung (Instagram/v_johni)

Cap Go Meh sendiri sebenarnya berbeda dengan Imlek. Cap Go Meh dirayakan setiap 15 hari setelah tahun baru Imlek.

Nama Cap Go Meh diambil dari dialek Hokkien dari kata Cap Go yang berarti 15 dan Meh yang berarti malam. Jadi, secara makna, Cap Go Meh memiliki arti sebagai malam penutup rangkaian acara Imlek.

Nah jika di negara aslinya Cap Go Meh disemarakkan dengan memasang gemerlap lampion, tarian barongsai, dan arak-arakan, maka di Singkawang perayaan Cap Go Meh dihiasi dengan atraksi magis Pawai Tatung.

Ya, atraksi ini bukanlah tradisi biasa. Pasalnya pawai yang dilakukan akan melibatkan para dewa untuk mengusir roh jahat pembawa kemalangan.

-
Pawai Tatung (Instagram/v_johni)

Awal mula tradisi ini sendiri yaitu sejak adanya gelombang migrasi 400 tahun silam. Saat itu, Suku Khek dan Hakka dari Tiongkok berbondong-bondong migrasi ke Kalimantan Barat.
 
Mereka membentuk perkampungan dan menyebarkan kepercayaan yang diyakininya. Sejak saat itulah, ritual dan kebudayaan orang Tiongkok seperti perayaan Cap Go Meh terus berkembang.

Suatu ketika, perkampungan Suku Khek dan Hakka di Singkawang terkena wabah penyakit. Karena dahulu belum ada pengobatan medis yang modern, maka masyarakat setempat melakukan ritual tolak bala untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu. Ritual tolak bala ini dalam Bahasa Hakka disebut Ta Ciau.

Semenjak saat itu, setiap tahunnya mereka melangsungkan ritual Ta Ciau. Hingga kini, ritual tahunan tersebut menjadi tradisi turun temurun dan dikenal dengan nama Tatung.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Makna dan Kegunaan 7 Sakramen dalam Gereja Katolik

Selasa, 26 Maret 2024 | 08:15 WIB

4 Peran Kerjasama Pendidikan oleh Negara ASEAN

Kamis, 21 Maret 2024 | 18:15 WIB
X