INDOZONE.ID - Beberapa waktu lalu, viral sebuah video di TikTok. Dalam video tersebut menampilkan seorang wanita tua yang masih berjualan gorengan di usia senjanya.
Setelah ditelusuri, lokasi video itu diambil dari tempat sederhana seorang nenek bernama Sulastri. Perempuan senja itu berjualan gorengan.
Lokasinya berada di emperan sebuah rumah kos yang berada di sebelah barat kampus ISI Surakarta. Tepatnya di Jalan Guntur No 67, Ngasinan, Jebres, Surakarta, Jawa Tengah.

Saat ditemui di tempatnya berjualan, Mbah Sulastri yang baru saja selesai menata peralatan menggoreng. Setiap hari Mbah Sulastri (88) berdagang di tempat ini yang lokasinya enggak begitu jauh dari rumah tempat tinggalnya.
"Usia saya sekarang ini 88 tahun. Kalau jualan gorengan di sini sudah 25 tahun lebih. Buka jam setengah 11 siang sampai sore. Dari dulu pertama jualan sampai sekarang masih pakai arang kayu karena saya enggak bisa pakai kompor gas,” katanya.

Menurut para pembeli, yang membuat rasa gorengan Mbah Sulastri ini enak adalah karena proses menggorengnya masih menggunakan tungku dan arang kayu.
Mbah Sulastri mengatakan dalam menyiapkan bahan untuk dagangan gorengannya selalu dibantu keluarga. Sebenarnya sudah diingatkan oleh anak dan cucunya agar istirahat di rumah saja dan enggak perlu berjualan lagi karena usianya yang sudah tua.
"Setiap hari yang belanja ke Pasar Legi anak saya sekalian dia belanja buat warung makannya. Yang bawain peralatan di sini ya anak cucu juga. Saya tinggal datang terus goreng makanan. Sebenarnya sudah enggak boleh berjualan disuruh istirahat saja di rumah oleh anak cucu saya. Lah kalau di rumah saya malah bingung enggak ada kegiatan. Jadi, saya memilih terus berjualan gorengan ini saja, wong ya enggak bikin capek,” jelasnya.
Hanya beratap seng teras rumah kos dan payung tenda juga beralas kardus bekas, Mbah Sulastri menjajakan aneka gorengan mulai dari pisang goreng, bakwan, tempe tepung, tahu isi sampai ubi goreng.
Semua gorengan dijual dengan harga Rp500 per biji. Mbah Sulastri mengaku enggak ambil untung banyak karena menurutnya berjualan gorengan ini hanya untuk mengisi usia senja saja.
"Kalau pas ramai ya habis terus, kalau musim hujan kayak sekarang ini ya kadang enggak habis. Semua cuma Rp500-an, saya enggak ambil untung banyak. Yang penting semua bisa beli, rezeki saya berkah dan saya diberi kesehatan terus,” ujar Mbah Sulastri.

Karena lokasinya berjualan dekat dengan kampus, mahasiswa yang kuliah di ISI dan UNS sudah sangat kenal dengan Mbah Sulastri ini sebagai penjual gorengan murah.
Enggak sedikit juga mahasiswa yang merasa terbantu oleh Mbah Sulastri karena menjual makanan dengan harga terjangkau yang cocok untuk anak kos.
Artikel menarik lainnya:
- Andi Saputra, Penjual Gorengan Ganteng yang Wajahnya Mirip Suami Ria Ricis
- Prahara Tol Solo-Jogja, Warga Klaten Tolak Uang Ganti Rugi Rp 3,5 M Rumahnya Masih Berdiri
- Pasar Gawok, Pusat Bebek ‘Sultan’ Kerap Dimakan Bangsawan Solo
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
