Heboh Kematian Mahsa Amini, Presiden Iran Tolak Wawancara Jurnalis yang Tak Pakai Jilbab

- Jumat, 23 September 2022 | 14:27 WIB
Presiden Iran Ebrahim Raisi. (Reuters)
Presiden Iran Ebrahim Raisi. (Reuters)

Presiden Iran Ebrahim Raisi menarik diri dari wawancara dengan wartawan CNN yang enggan menggunakan jilbab di Majelis Umum PBB di New York, Rabu kemarin.

Pembawa berita internasional CNN Christiane Amanpour mengatakan kalau dirinya telah mempersiapkan 40 menit sebelum jadwal wawancara dengan Raisi yang menyebut akan terlambat datang.

Namun seorang ajudan mengatakan kepada Amanpour bahwa presiden telah menyarankan agar dia mengenakan jilbab.

Amanpour pun "menolak dengan sopan."

Amanpour, yang dibesarkan di ibu kota Iran, Teheran, dan fasih berbahasa Persia, mengatakan bahwa dia mengenakan jilbab saat meliput di Iran untuk mematuhi hukum dan kebiasaan setempat, "jika tidak, Anda tidak dapat beroperasi sebagai jurnalis."

Baca juga; Mahsa Amini, Perempuan yang Tewas saat Demo Diduga Dipukuli Polisi

Tetapi dia mengatakan bahwa dia tidak akan menutupi kepalanya untuk melakukan wawancara dengan seorang pejabat Iran saat dia berada di luar negara di mana itu tidak diperlukan.

"Di sini, di New York, atau di mana pun di luar Iran, saya tidak pernah diminta oleh presiden Iran mana pun -- dan saya telah mewawancarai setiap dari mereka sejak 1995 -- baik di dalam maupun di luar Iran, tidak pernah diminta untuk mengenakan jilbab," katanya pada program CNN Kamis (22/9/2022) kemarin.

Iran saat ini tengah marak menghadapi gelombang protes usai kematian Mahsa Amini (22). Wanita itu ditangkap polisi moral karena dinilai enggan mengenakan jilbab di Iran, namun kemudian dikabarkan meninggal usai ditahan.

Pada Selasa (13/9/2022) malam, Mahsa Amini dan keluarganya yang melakukan perjalanan dari Kurdistan untuk mengunjungi kerabat di Teheran dihentikan patroli polisi moral.

Amini mengalami koma setelah ditahan karena mengenakan jilbab dengan cara yang tidak pantas, lapor media pemerintah dikutip dari kantor berita AFP.

Gara-gara insiden ini kemudian muncul aksi unjuk rasa besar-besaran di Iran. Mereka protes dengan aturan ketat terkait dengan kewajiban untuk mengenakan penutup kepala di tempat publik.

Dalam unjuk rasa tersebut, banyak wanita Iran melepas jilbab mereka sebagai protes.

Unjuk rasa semalam pecah di ibu kota Teheran dan kota-kota besar lainnya, termasuk Mashhad di timur laut, Tabriz di barat laut, Rasht di utara, Isfahan di tengah, dan Shiraz di selatan, IRNA melaporkan.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

3 Ayat Alkitab Tentang Masa Depan

Selasa, 16 April 2024 | 17:00 WIB
X