Banyak cara yang dilakukan anak-anak remaja hingga orang dewasa agar terkenal di media sosial. Bahkan cara-cara 'nyeleneh' dan kurang terpuji kerap dilakukan demi mendapat followers dan viral.
Konten prank, melecehkan, hingga menyakiti orang lain sering kita jumpai di media sosial. Tak jarang, banyak di antara mereka yang harus berurusan dengan pihak berwajib untuk mempertanggungjawabkan aksinya tersebut.
Sebagai orangtua, hal ini bisa dihindari dengan mengajarkan nilai-nilai kehidupan sejak dini. Perlu peran orangtua untuk mendidik anak agar tidak gemar mencari sensasi di media sosial. Hal ini dijelaskan oleh psikolog Rose Mini atau yang kerap disapa Bunda Romi.
"Orangtua jangan membandingkan anak, jangan melabel anak, 'Kamu nggak sepintar kakakmu!'. Itu juga awal di mana dia akhirnya mendapatkan gambaran dirinya semua negatif," kata Bunda Romi saat dihubungi Indozone baru-baru ini.
Bunda Romi menyarankan agar orangtua tidak fokus pada kekurangan anak, tetapi pada potensinya. Jika fokus pada potensi anak, anak juga akan fokus pada gambaran dirinya yang positif sehingga tidak cenderung melakukan hal negatif.
"Kalau kita sebagai orangtua melihat potensinya, ini positif. 'Kalau nggak bisa yang ini nggak apa-apa, Dek. Adek bisa yang ini'. Jadi anak nggak pernah merasa nggak mampu, nggak dilihat, nggak ditengok. Kemudian dia cukup percaya diri," lanjutnya.
Jika anak sudah memiliki rasa percaya diri dengan dukungan orang terdekat, lanjut Bunda Romi, dia akan merasa cukup dengan semua itu, sehingga tidak perlu mencari sensasi di dunia maya.
"Walaupun temannya nggak banyak, tapi gambaran dirinya itu cukup baik untuk tidak terlalu cari nyeleneh-nyeleneh untuk mendapatkan dukungan teman atau apa," pungkas Bunda Romi.
