Wisata berbasis kesehatan kini tengah naik daun, termasuk di Jepang yang terdapat wisata menangis yang bertujuan redakan stres para penikmatnya. Bagi sebagian orang Jepang, menangis bukanlah perkara yang mudah.
Di negara di mana setiap orang dituntut kuat dan sempurna, hal ini membuat masyarakat kesulitan mengungkap perasaannya. Akibatnya, banyak orang memilih untuk menahan kesedihan dan tidak mau menangis hingga membuat mereka stress. Inilah yang membuat seorang terapis menangis bernama Hidefumi Yoshida membantu masyarakat Jepang untuk menangis.
Ia menamai praktiknya sebagai teknik mengumpan air mata atau dikenal rui katsu. Melalui pancingan ini, tangisan yang keluar pun diyakini dapat membuat orang lebih santai dan meredakan stres. Yoshida juga mengatakan bahwa ekspresi menangis paling bagus dikeluarkan seminggu sekali.
Mengutip BBC, Yoshida sendiri sudah melakukan terapi ini pada lebih dari 50.000 orang. Metode yang digunakan-nya biasanya adalah dengan membentuk satu grup diskusi, menonton film sedih, dan membacakan cerita sedih. Melihat hal itu, dia berikan komentarnya.
"Saya menggunakan film, buku anak-anak, dan surat untuk membuat orang menangis. Menariknya, beberapa orang menangis hanya karena melihat pemandangan alam yang indah," kata Yoshida.
Tidak hanya itu saja, Yoshida juga membuka tur menangis yang menggabungkan kegiatan jalan-jalan dengan terapi menangis. Para pesertanya akan diajak untuk berkeliling ke kota Kamakura di bagian selatan Tokyo.
Terdapat beberapa destinasi yang akan didatangi adalah hutan kota dan pesisir, lokasi sejarah militer, dan sejumlah kuil dengan nuansa melankolis. Di sana, para peserta akan dijelaskan soal nasib malang anggota klan Hojo, diajak untuok berkontemplasi di kuil Buddha, dan didongengi mengenai roh burung tengu yang melindungi kawasan pegunungan dan hutan di wilayah itu.
