Mengenal Geylang, Wisata 18+ yang Legal di Singapura!

- Senin, 6 September 2021 | 11:06 WIB
Geylang. (photo/Dok. Wikipedia)
Geylang. (photo/Dok. Wikipedia)

Singapura sendiri mempunyai destinasi wisata 18+ legal yang dinamai Geylang. Red Light versi Singapura ini sarat akan wisata seks, tapi mempunyai sisi lain yang memilukan. Mungkin dari banyak traveler yang masih asing dengan Geylang. Destinasi ini tidak populer seperti objek wisata Singapura lainnya, seperti Marina Bay atau Orchard Road.  

Geylang sendiri adalah satu-satunya distrik 18+ resmi di Singapura. Di sana, ada kios-kiors yang menjajakan berbagai obat stimulan, dari viagra hingga pil kuat yang terbuat dari penis harimau serta sisik trenggiling. Obat-obatan ini diklaim dapat membantu bakar semangat bercinta pada sejoli. Kabar baiknya, karena tempat ini legal, maka pembelian obat itu juga wajib menggunakan resep dokter. 

Selain kios obat kuat, di sana juga terdapat rumah bordil legal. Pada lokasi seluas 10 km persegi itu berdiri kurang lebih dari 100 rumah bordil yang siap melayani para tamu. Uniknya, Geylang tidak hanya akan didatangi para pencari kenikmatan duniawi. Wisatawan yang cuma ingin tahu dan ingin belajar mengenai Geylang juga dapat ikut tur bersama pemandu. 

Mengutip CNN, salah seorang pemandu aktif menceritakan sisi lain dari Geylang yaitu Yinzhou. Sembari mengajak wisatawan kelilingi Geylang, dia menjelaskan faktor sosial, politik, dan ekonomi yang pada akhirnya membentuk Geylang. Di sana, terdapat banyak pekerja migran yang menyebut Geylang sebagai rumah. Geylang sendiri jadi tempat mereka mencari nafkah, tentunya dengan transaksi seks. 

"Kami benar-benar menjalankan spektrum antara keselamatan dan dosa," ungkap Yinzhou. 

Pekerja migran ini banyakan berasal dari India, Bangladesh, China, dan sejumlah negara tetangga Singapura. Pekerja migran ini umumnya bekerja sebagai perawat tanaman atau petugas yang bersihkan sampah. Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan ini dengan upah yang rendah. 

Mereka kemudian memilih tinggai di Geylang karena sewa bangunan yang murah. Tempat ini kemudian menjadi lingkungan padat akan penduduk karena dapat ditemukan satu rumah dnegan 3 kamar yang dihuni hingga 60 orang. Hanya saja, masalah yang dihadapi pekerja migran ini dimulai dari perawatan buruk sampai upah yang terlampau rendah. Hal ini disampaikan Yinzhou dalam tur wisata.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

7 Tips Memilih Hotel untuk Liburan Bersama Keluarga

Minggu, 14 April 2024 | 13:10 WIB
X