Forze Hydrogen Racing bermitra dengan Hyundai untuk menciptakan Forze IX, yang mereka klaim akan menjadi mobil balap bertenaga hidrogen tercepat di dunia. Didukung oleh dua sistem sel bahan bakar, Forze IX akan memiliki output keluaran tenaga maksimum hingga 800 hp ketika ditingkatkan, yang akan dikirim ke keempat roda.
Ini akan hadir dengan berat mencapai 1.500 kg, mencapai kecepatan 96 km/jam dalam waktu kurang dari tiga detik dan harus mempunyai kecepatan tertinggi lebih dari 300 km/jam. Untuk membuatnya, Forze telah menunjuk Hyundai sebagai konsultan tenaga hidrogen. Produsen mobil itu akan menyediakan insinyur dari Pusat Teknis Hyundai Motor Europe di Russelheim, Jerman untuk Tim Forze. Melihat hal itu, Kepala Pengembangan Kendaraan di HMETC, Tyrone Johnson beri komentarnya.
“Forze adalah tim menarik yang terdiri dari beberapa pemikiran muda paling cerdas, dan dengan silsilah yang terbukti membawa mobilitas sel bahan bakar ke trek balap,” ungkap Tyrone Johnson.
"Hyundai dengan senang hati menjalin kemitraan ini dengan Forze." jelasnya.
Tim ini dipenuhi dengan pemikiran yang sangat muda, karena dibangun dari 60 mahasiswa di Delft University of Technology di Belanda, yang dapat bekerja penuh atau paruh waktu untuk tim Forze sebagai bagian dari studi mereka.
Seperti nama kendaran, ini bukan mobil pertama tim. Pada 2015, tim memperkenalkan Forze VI, yang melaju di Nurburgring Nordschleife dalam waktu kurang dari 11 menit, membuat rekor untuk kendaraan bertenaga hidrogen dalam prosesnya. Sayangnya, kita harus tunggu sebentar sebelum kita melihat Forze IX dalam kejayaannya.
Tim hanya berharap dapat menyelesaikan mobil pada 2020, tetapi itu akan cukup mengesankan ketika itu selesai. Selain itu, karena tidak banyak mobil trek hidrogen lain yang dapat bersaing, Forze IX akan, seperti pendahulunya, berpacu dengan rival mesin pembakaran internal.
“Dengan memanfaatkan kepemimpinan kami dalam mobilitas sel bahan bakar dan ambisi Forze untuk membawa hidrogen ke tingkat berikutnya, bersama-sama kita akan mendorong batas-batas dari apa yang mungkin dalam pengembangan balap tanpa emisi,” tutup Johnson.
