Kemendikbud Siapkan Lulusan SMK untuk Bekerja di Jepang

- Sabtu, 19 September 2020 | 08:49 WIB
Ilustrasi sejumlah pelajar. (Foto ANTARA/Asprilla Dwi Adha)
Ilustrasi sejumlah pelajar. (Foto ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

Seiring bertambahnya jumlah lansia di Jepang, Indonesia tengah mempersiapkan program bagi anak-anak muda yang merupakan lulusan dari pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk siap bekerja di Jepang.

Program tersebut tengah dipersiapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bekerja sama dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

"Pandemi menyebabkan banyak PHK, namun tenaga "caregiver" justru banyak dibutuhkan, karena banyak lansia tidak dimungkinkan bepergian dan membutuhkan pendamping untuk aktivitasnya. Terlebih lagi Jepang, sebagai negara yang berpenduduk mayoritas lansia mempunyai kebutuhan sebanyak 60.000 selama 5 tahun dan permintaan 2020 sebanyak 1.200," kata Deputi Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika Dan Pasifik BP2MI, Dwi Anto seperti dilansir Antara, Jumat (18/9/2020).

Menurut Dwi, sebanyak 10 SMK dari beberapa provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, akan menyiapkan 188 lulusan SMK yang akan bekerja di Jepang sebagai "caregiver".

Sekolah tersebut yakni SMKN 8 Semarang, SMKN 2 Malang, SMK Citra Medika Sragen, SMKN 28 Jakarta, SMK Annisa 3 Bogor, SMK Taruna Terpadu 1 Bogor, SMK Muhammadiyah 3 Metro, SMK Sari Farma Depok, SMK Kesehatan Citra Semesta Indonesia Kulonprogo, dan SMKS Plus NU Sidoarjo.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto mengatakan lapangan pekerjaan tersebut tidak hanya untuk bidang "caregiver". Kondisi Jepang serta beberapa negara lain yang mengalami situasi yang sama seperti Korea Selatan dan Taiwan merupakan peluang bagi Indonesia.

"Inilah peluang bagi para pejuang dan pahlawan devisa. Tidak hanya dalam bidang "caregiver", tetapi juga bidang-bidang pekerjaan lainnya, karena jumlah anak muda atau angkatan kerja mereka semakin berkurang dan yang terus bertambah justru populasi pensiunan," kata Wikan.

Prioritas program itu adalah lulusan SMK Kesehatan (kompetensi Keahlian perawat Kesehatan, Keperawatan Sosial dan Pekerja Sosial/ Social Worker) tahun 2020, dikarenakan pada akhir pembelajaran terkendala pandemi COVID-19, sehingga baik pembelajaran maupun pengujiannya tidak dapat berjalan lancar.

Para calon peserta pelatihan telah disiapkan oleh sekolah masing-masing dalam kemampuan Bahasa Jepang setara N5.

Kemampuan bahasa tersebut akan ditingkatkan untuk mencapai sertifikat dari Japan Foundation untuk kemampuan Bahasa Jepang level JLPT N4 atau setara JFT Basic A2 dan memiliki sertifikat setelah melalui pelatihan selama empat hingga enam bulan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X