Korea Utara Tolak Pengiriman Vaksin AstraZeneca dari COVAX, Ingin yang Gratis dari Rusia

- Jumat, 9 Juli 2021 | 23:38 WIB
 Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. (photo/KCNA via REUTERS)
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. (photo/KCNA via REUTERS)

Sebuah lembaga kajian Korea Selatan, Jumat (9/7), sebut Korea Utara menolak rencana pengiriman vaksin COVID-19 AstraZeneca yang akan ditentukan di bawah skema distribusi COVAX global karena kekhawatiran efek samping.

COVAX disebut akan memberikan hampir dua juta dosis vaksin COVID-19 AstraZeneca ke Korut. Pengiriman pertama dijadwalkan pada akhir Mei, namun tertunda di tengah konsultasi yang berlarut-larut.

Korut tidak melaporkan satu pun kasus COVID-19 -- sikap yang dipertanyakan oleh para pejabat Korsel dan AS.

Akan tetapi, negara itu telah menerapkan langkah anti-COVID-19 yang ketat, termasuk penutupan perbatasan dan pembatasan perjalanan domestik.

Menurut laporan Institute for National Security Strategy (INSS), yang berafiliasi dengan badan intelijen Korsel, Pyongyang kini melirik opsi vaksin lain.

Aliansi GAVI, salah satu pelopor COVAX, belum menanggapi permintaan Reuters untuk memberi komentar.

Laporan INSS juga menyebutkan Korut tidak tertarik dengan vaksin buatan China karena khawatir kemungkinan vaksin mereka tidak efektif. 

Baca juga: Beri Apartemen hingga Mobil untuk Tiga Sespri Wanita, Edhy Prabowo: Bentuk Perhatian

Menurut laporan itu, Korut tampak berminat dengan vaksin buatan Rusia dan berharap akan mendapat sumbangan vaksin itu secara gratis.

"Cenderung ke vaksin Rusia, belum ada kesepakatan yang dibuat," kata Lee Sang-keun, direktur penelitian strategis semenanjung Korea di INSS, dikutip dari REUTERS.

Pada Rabu (7/7), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow dalam beberapa kali kesempatan telah menawarkan vaksin kepada Pyongyang.

Lee menambahkan bahwa otoritas Korut khawatir dengan vaksin AstraZeneca setelah adanya laporan kasus pembekuan darah serius --namun langka-- yang dialami sejumlah penerimanya.

Walaupun Korut mengizinkan diplomatnya di luar negeri menerima vaksin COVID-19 mulai akhir Maret, pemerintah negara itu tidak berupaya mengamankan vaksin untuk penggunaan di dalam negeri, kata INSS.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X