Palestina Batalkan Kesepakatan Terima 1 Juta Vaksin Hampir Kadaluwarsa dari Israel

- Sabtu, 19 Juni 2021 | 17:00 WIB
Seorang petugas kesehatan Palestina menyiapkan vaksin melawan penyakit coronavirus (COVID-19) setelah pengiriman dosis dari Israel, di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel, 3 Februari 2021. (photo/REUTERS/Mussa Qawasma/ilustrasi)
Seorang petugas kesehatan Palestina menyiapkan vaksin melawan penyakit coronavirus (COVID-19) setelah pengiriman dosis dari Israel, di Betlehem di Tepi Barat yang diduduki Israel, 3 Februari 2021. (photo/REUTERS/Mussa Qawasma/ilustrasi)

Otoritas Palestina (PA) mengumumkan membatalkan menerima satu juta dosis vaksin hampir kedaluwarsa dari Israel, setelah pengiriman awal menunjukkan tanggal kedaluwarsa lebih cepat dari yang telah disepakati.

Sebelumnya, Jumat (18/6), Israel dan PA mengumumkan kesepakatan pertukaran vaksin. Di bawah kesepakatan itu, Israel harus mengirim hingga 1,4 juta dosis Pfizer-BioNTech ke Otoritas Palestina, sebagai imbalan untuk menerima sejumlah dosis timbal balik dari PA akhir tahun ini. 

Namun dalam keterangan pejabat Palestina, Sabtu (19/6), saat gelombang pertama tiba, mereka mengetahui ternyata obatnya hampir kedaluwarsa. 

PA menerangkan mereka tidak punya cukup waktu untuk menggunakannya, sehingga harus mengembalikannya.

"Mereka memberi tahu kami tanggal kedaluwarsa pada Juli atau Agustus, yang akan memungkinkan banyak waktu untuk digunakan," kata Menteri Kesehatan Otoritas Palestina Mai Alkaila kepada wartawan dikutip dari REUTERS.

Baca juga: Pasangan Ini Nekat Berhubungan Seks di Sebuah Taman pada Siang Hari, Aksinya Terekam

"Tapi (kedaluwarsanya) ternyata Juni. Itu tidak cukup waktu untuk menggunakannya, jadi kami menolaknya," katanya.

Otoritas Palestina membatalkan kesepakatan karena masalah tanggal, kata seorang juru bicara PA, dan mengembalikan pengiriman paket awal sekitar 90.000 dosis ke Israel.

Terkait hal itu, Kantor Bennett belum menanggapi permintaan komentar.

Kelompok-kelompok pembela hak asasi telah mengkritik Israel, yang memimpin pelaksanaan vaksinasi tercepat di dunia, karena tidak berbuat lebih banyak dalam memastikan agar Palestina mendapat pasokan dosis untuk diberikan di Tepi Barat dan Gaza.

Para pejabat Israel berpendapat bahwa, di bawah perjanjian damai Oslo, kementerian kesehatan Otoritas Palestina bertanggung jawab untuk memvaksinasi orang-orang di Gaza dan bagian-bagian Tepi Barat, wilayah yang di dalamnya  PA memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas.

Kesepakatan vaksin adalah salah satu langkah kebijakan awal terhadap Palestina oleh Bennett, yang dilantik pada Minggu (13/6) dan menggantikan pemimpin veteran Benjamin Netanyahu.

Palestina telah menerima dosis vaksin dari Israel, Rusia, China, Uni Emirat Arab, dan inisiatif berbagi vaksin COVAX global.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X