Leher Beton Bripka Cornelius Siahaan Si Polisi Koboi Tembak Anggota TNI dan 3 Pelayan Kafe

- Kamis, 25 Februari 2021 | 13:42 WIB
Cornelius Siahaan, polisi koboi yang tembak mati 3 orang di kafe di Cengkareng. (Indozone/Samsudhuha Wildansyah)
Cornelius Siahaan, polisi koboi yang tembak mati 3 orang di kafe di Cengkareng. (Indozone/Samsudhuha Wildansyah)

Sosok Bripka Cornelius Siahaan, anggota Polsek Kalideres yang menembak empat orang di Kafe RM di Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi sorotan publik sejak ditangkap.

Salah satu yang jadi sorotan dari sosoknya adalah leher betonnya. Leher beton itu terlihat jelas saat ia memakai baju tahanan warna oranye, dan dihadirkan dalam konferensi pers Polri dan TNI.

Dalam foto-fotonya, Siahaan terlihat menghadap membelakangi kamera wartawan. Rambutnya terlihat sudah dipotong. Sebelum pakai baju tahanan, rambutnya masih gondrong. Saat diamankan, dia memakai kaos hitam. 

Adapun tiga korban tewas yang ditembaknya, adalah Martinus Riski Kardo Sinurat (anggota TNI/Keamanan RM kafe), Feri Saut Simanjuntak (waiter bar), dan petugas kasir bermarga Manik. 

Sedangkan satu korban luka adalah manager kafe bermarga Hutapea.

Aksi penembakan yg dilakukan Cornelius itu terjadi Kamis, 25 Februari 2021, sekira jam 04.30 WIB. 

Dalam peristiwa penembakan itu ada tiga saksi, yakni Rustam Efendi (bartender RM kafe), Samsul Bahri (keamanan RM kafe), dan Yakub Malik (keamanan RM kafe).

Aksi brutal ini berawal, saat pelaku datang sekira jam 02.00 WIB bersama temannya yang bernama PEGI dan langsung memesan minuman, karena kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah membubarkan diri lalu pelaku ditagih bill pembayaran minuman sebesar Rp.3.335.000. 

Namun pelaku tidak mau membayar. Selanjutnya korban SINURAT selaku keamanan menegur pelaku dan terjadi cekcok mulut. 

Tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api dan ditembakkan kepada ketiga korban secara bergantian. Kemudian pelaku keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanannya dan dijemput temannya dengan menggunakan mobil. 

IPW Minta Dihukum Mati

Kasus ini menuai sorotan dari Ketua Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane. Menurut Neta, polisi yang diduga sebagai pelaku penembakan layak dijatuhi hukuman mati dan Kapolres Jakarta Barat harus segera dicopot dari jabatannya.

Ada dua alasan kenapa Kapolres Jakarta Barat harus dicopot menurut Neta. Pertama, sebagai penanggungjawab keamanan wilayah dia membiarkan ada kafe yang buka hingga pukul 04.00, padahal saat ini tengah Pandemi COVID-19.

"Kedua, Kapolres kurang memperhatikan prilaku anak buahnya hingga terjadi peristiwa brutal yang diduga dilakukan anak buahnya di wilayah hukumnya," ujar Neta kepada Indozone.

Aksi brutal polisi koboi ini sangat memprihatinkan, kata Neta. Sebab, kasus tembak mati enam laskar FPI di Km 50 Tol Cikampek saja belum beres, kini Polda Metro Jaya masih harus menghadapi kasus tembak mati tiga orang di Cengkareng. Parahnya lagi korban yang ditembak oknum polisi itu adalah anggota TNI.

Halaman:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

X