PDIP Beri Respons Cerita Marzuki Alie Soal SBY Bilang Megawati Kecolongan Dua Kali

- Kamis, 18 Februari 2021 | 18:02 WIB
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. (Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga)
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. (Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga)

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menanggapi cerita Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie. Dimana ia bercerita mengenai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat Megawati Soekarnoputri mengalami kecolongan sebanyak dua kali.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, apa yang disampaikan oleh Marzuki Ali tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY. Dimana telah berbuat zalim demi sebuah politik pencitraan.

"Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah 'kecolongan dua kali' sebagai cermin moralitas tersebut," kata Hasto kepada wartawan, Kamis (18/2/2021).

BACA JUGA: Cerita Marzuki Alie Soal SBY Sebut Megawati Kecolongan Dua Kali

Menurut Hasto, kekinian masyarakat bisa menilai apa yang dituduhkan Megawati telah menzolimi SBY adalah tidak benar.

"Jadi kini rakyat bisa menilai bahwa apa yang dulu dituduhkan oleh Pak SBY telah dizalimi oleh Bu Mega, ternyata kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan," tuturnya.

Lantas, Hasto pun menyinggung mengenai kisah  yang disampaikan oleh Alm. Prof. Dr. Cornelis Lay. Bahwa sebelum Pak SBY ditetapkan sebagai Menko Polhukam di Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri.

Dimana, kata Hasto, saat itu ada elite partai yang mempertanyakan keterkaitan Pak SBY sebagai menantu Pak Sarwo Edhie yang dipersepsikan berbeda dengan Bung Karno, dan juga terkait dengan serangan kantor DPP PDI tanggal 27 Juli 1996.

"Namun sikap Megawati Soekarnoputri yang lebih mengedepankan rekonsiliasi nasional dan semangat persatuan lalu mengatakan: “Saya mengangkat Pak SBY sebagai Menko Polhukam bukan karena menantu Pak Sarwo Edhie," tutur Hasto.

"Saya mengangkat dia karena dia adalah TNI, Tentara Nasional Indonesia. Ada 'Indonesia' dalam TNI sehingga saya tidak melihat dia menantu siapa. Kapan bangsa Indonesia ini maju kalau hanya melihat masa lalu? Mari kita melihat ke depan. Karena itulah menghujat Pak Harto pun saya larang. Saya tidak ingin bangsa Indonesia punya sejarah kelam, memuja Presiden ketika berkuasa, dan menghujatnya ketika tidak berkuasa". Begitu kata Ibu Megawati penuh sikap kenegarawanan sebagaimana disampaikan Prof. Cornelis kepada saya," tambah Hasto.

Sebelumnya diwartakan, Mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Marzuki Alie bercerita mengenai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berkata Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengalami kecolongan sebanyak dua kali.

Marzuki menceritakan, SBY menuturkan bahwa Megawati akan kecolongan lagi usai dirinya bakal mengambil sebuah langkah untuk maju di Pilpres berpasangan dengan Jusuf Kalla.

"Pak SBY menyampaikan, saya akan berpasangan dengan pak JK. disini bu Mega akan kecolongan dua kali, pertama dia yang pindah dan kedua dia ambil pak JK itu kalimatnya," jelasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X