Banjir lahar dingin terjadi di beberapa sungai area pegunungan Semeru menyebabkan sekitar 75 warga harus dievakuasi dari Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang.
Warga mengungsi ke Masjid Nurul Huda di dusun kamar A. Banjir lahar dingin ini sendiri terjadi di Sungai Besuk Lanang dan Besuk Lengkong. Banjir tersebut membawa material batu, lumpur vulkanik hingga kayu.
Berdasarkan keterangan Kasi Operasi Kantor SAR Surabaya I Wayan Suyatna, banjir lahar dingin terjadi karena di daerah puncak Gunung Semeru mengalami hujan deras.
Sebelumnya, tim SAR gabungan juga sempat berupaya membujuk warga di Sungai Besuk dan Lanang agar mau di evakuasi. Tapi, warga menolak dievakuasi ke posko utama.
Sekitar pukul 17.00 WIB, Kamis (3/12/2020), aliran lahar dingin di Sungai Besuk Lanang dan Besuk Lengkong mengalami penurunan. Namun, pihak tim SAR tetap meminta masyarakat untuk waspada. Sebab, hal berbahaya bisa terjadi jika hujan deras kembali terjadi.
Baca juga: Operator Alat Berat Hilang Diduga Tertimbun Material Vulkanik Gunung Semeru yang Erupsi
Proses evakuasi yang dilakukan oleh tim SAR ini sendiri melibatkan sejumlah pihak yaitu BPBD Lumajang, KODIM 0821 Lumajang, Polres Lumajang, Tagana, Rapi, Orari, SAR OPA, Biting Rescue, Brandas Alas, RZ Jember, dan sejumlah organisasi relawan lainnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan pihaknya akan memprioritaskan keselamatan warga dalam penanganan bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Saya ingin memastikan bahwa pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat dapat dilakukan secara maksimal mengingat yang sedang dihadapi tidak hanya bencana alam saja, akan tetapi juga bencana non alam berupa pandemi COVID-19," kata Doni, Kamis (3/12/2020).
