Joe Biden Umumkan Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan, Intelijen AS Justru Khawatir 

- Rabu, 14 April 2021 | 14:10 WIB
Presiden AS Joe Biden. (Tom Williams/Pool via REUTERS).
Presiden AS Joe Biden. (Tom Williams/Pool via REUTERS).

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan pada Rabu (14/4/2021) akan rencana penarikan lengkap pasukan Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan pada 11 September. 

Melansir Reuters, rencana ini bertujuan untuk menutup buku tentang sejarah perang terpanjang Amerika. Pengumuman itu juga disampaikan di tengah peringatan para kritikus bahwa perdamaian tidak ada artinya setelah pertempuran dua dekade di Afghanistan.

Ketika para pejabat mengungkapkan rencana Biden untuk mengumumkan penarikan pasukan AS, komunitas intelijen AS pada Selasa (13/4/2021) justru khawatir lantaran pihak Taliban akan senang. 

"Pemerintah Afghanistan akan berjuang untuk menahan Taliban jika koalisi menarik dukungan. Kabul terus menghadapi kemunduran di medan perang, dan Taliban yakin bisa mencapai kemenangan militer," kata pihak intelijen AS, yang dikirim ke Kongres.

Baca Juga: Viral Pemuda Sibuk Padamkan Motornya yang Terbakar, Pengendara yang Lewat Tak Mau Bantu

Biden pada Rabu berencana untuk mengumumkan di Gedung Putih bahwa semua pasukan AS di Afghanistan akan ditarik selambat-lambatnya 11 September, kata sejumlah pejabat senior AS.

Pemilihan 11 September merupakan tanggal yang sangat simbolis, yakni menandai 20 tahun sebelum hari serangan al Qaeda di Amerika Serikat, yang mendorong Presiden George W. Bush untuk melancarkan konflik.
Perang di Afghanistan tersebut telah merenggut nyawa 2.400 tentara pasukan Amerika dan menghabiskan sekitar 2 triliun dolar AS (Rp29,2 kuadriliun).

Presiden dari Partai Demokrat Joe Biden telah menghadapi batas waktu penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada 1 Mei, yang ditetapkan oleh pendahulunya dari Partai Republik, Donald Trump, yang mencoba tetapi gagal menarik pasukan AS sebelum dia meninggalkan Gedung Putih.

Keputusan Biden akan mempertahankan 2.500 tentara AS di Afghanistan melewati batas waktu 1 Mei itu, tetapi para pejabat menyarankan pasukan dapat sepenuhnya ditarik sebelum 11 September. Jumlah pasukan AS di Afghanistan mencapai puncaknya pada lebih dari 100.000 pada 2011.

"Tidak ada solusi militer untuk masalah yang mengganggu Afghanistan, dan kami akan memfokuskan upaya kami untuk mendukung proses perdamaian yang sedang berlangsung," kata seorang pejabat senior pemerintah AS.

Namun, masih belum jelas bagaimana langkah Biden itu akan mempengaruhi jalannya konferensi tingkat tinggi (KTT) selama 10 hari yang direncanakan untuk membahas tentang Afghanistan. KTT itu akan dimulai pada 24 April di Istanbul dan akan menyertakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Qatar.

Taliban, yang digulingkan dari kekuasaan pada 2001 oleh pasukan pimpinan AS, mengatakan tidak akan mengambil bagian dalam KTT apa pun yang akan membuat keputusan tentang Afghanistan sampai semua pasukan asing meninggalkan negara itu.

Sejumlah kritikus mengatakan rencana penarikan pasukan AS itu tampaknya menyerahkan Afghanistan ke nasib yang tidak pasti, sesuatu yang menurut para ahli mungkin tak terhindarkan.

"Tidak ada cara yang baik bagi AS untuk menarik diri dari Afghanistan. Tidak dapat mengklaim kemenangan, dan tidak dapat menunggu tanpa batas waktu untuk beberapa bentuk perdamaian," kata Anthony Cordesman dari kelompok pemikir Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

X