Virtual Police Temukan Konten Ujaran Kebencian Terbanyak Berasal dari Twitter

- Jumat, 12 Maret 2021 | 17:30 WIB
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, berikan keterangan pers di Mabes Polri, Jumat (12/3/2021). (photo/ANTARA/Laily Rahmawaty)
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, berikan keterangan pers di Mabes Polri, Jumat (12/3/2021). (photo/ANTARA/Laily Rahmawaty)

Selama periode 23 Februari hingga 11 Maret 2021,  Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mendapati 89 konten media sosial terverifikasi mengandung ujaran kebencian, konten terbanyak berasal dari Twitter.

Berdasarkan data Virtual Police (Dit Tipisiber) Bareskrim Polri pada periode itu 125 konten diajukan untuk diberikan peringatan 'virtual police" didominasi platform Twitter 79 konten, Facebook 32 konten, Instagram 8 konten, YouTube 5 konten dan Whatsapp satu konten.

"Jadi yang banyak itu melalui Twitter," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri Jumat (12/3) dikutip dari ANTARA.

Ramadhan menjelaskan data dari Virtual Police Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri ada sebanyak 125 konten media sosial yang diajukan untuk diberikan peringatan Virtual Police.

Baca juga: Tampil Solo, Rose BLACKPINK Rilis Single Terbaru "On The Ground"

Dari 125 konten tersebut sebanyak 89 konten dinyatakan lolos verifikasi untuk diberi peringatan Virtual Police melalui pesan langsung (direct message).

"Ini artinya 89 konten itu memenuhi unsur ujaran kebencian, 36 tidak lolos verifikasi (tidak memenuhi unsur ujuran kebencian-red)," kata Ramadhan.

Dari 89 konten tersebut, lanjut Ramadhan, sebanyak 40 konten dalam proses pengiriman pesan langsung, 12 kltan dalam proses peringatan pertama, 9 konten peringatan kedua, 7 koten tidak terkirim dan 21 konten gagal terkirim.

Konten yang gagal terkirim itu maksudnya, akun tersebut hilang atau dihapus sebelum diberikan peringatan langsung oleh virtual police.

"Jadi belum sempat diperingati kontennya hilang, 'hit and run' itu namanya," kata Ramadhan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran Toko di Mampang Semalam, 7 Orang Tewas

Jumat, 19 April 2024 | 14:25 WIB
X