Muhammadiyah Tegaskan Seluruh Lembaga Negara di Indonesia adalah Milik Semua Kelompok

- Senin, 25 Oktober 2021 | 12:21 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. (ANTARA/HO-PP Muhammadiyah)
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir. (ANTARA/HO-PP Muhammadiyah)

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan bahwa Indonesia termasuk lembaga-lembaga negara merupakan milik semua, bukan dikuasai atau hadiah bagi satu kelompok saja.

"Semisal elite negeri yang menyatakan suatu Kementerian Negara lahir diperuntukkan golongan tertentu & karenanya layak dikuasai oleh kelompoknya. Suatu narasi radikal yang menunjukkan rendahnya penghayatan keindonesiaan," kata Haedar, dikutip dari Antara, Senin (25/10).

Haedar menyebut saat ini masih masih saja ada pihak yang belum beranjak dewasa & malah merengkuh sendiri suatu lembaga, padahal Negara Republik Indonesia sudah susah payah diperjuangkan kemerdekaannya oleh seluruh rakyat dengan segenap jiwa raga.

"Inilah ironi keindonesiaan. Suatu ironi bernegara yang sejatinya berlawanan arus dengan gempita Aku Pancasila, Aku Indonesia, Aku Bhinneka Tunggal Ika, & NKRI harga mati. Ironi sebagai bukti, Indonesia ternyata belum menjadi milik semua," katanya.

Indonesia lahir & hidup untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali. Haedar mengutip pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI yang menyatakan bahwa pendirian negara Indonesia adalah untuk semua.

Menurutnya, ketika ada warga atau elite bangsa atau golongan yang mengklaim Indonesia seolah miliknya & diperuntukkan bagi diri sendiri atau kelompoknya, maka telah keluar dari fondasi yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa.

"Sama halnya bila muncul asumsi bahwa Negara Indonesia yang tidak dikelola olehnya, maka salah semua. Pandangan, sikap, & orientasi tindakan yang ironi seperti itu merupakan bentuk disorientasi berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Maka dari itu, ia mengajak semua orang untuk memunculkan jiwa kenegarawanan dalam berbangsa & bernegara dengan meruntuhkan segala kesombongan diri di atas otoritas Sang Pencipta.

"Sebaliknya, mesti dieliminasi segala wujud nafsu duniawi yang melampaui batas. Nabi mengingatkan, jika manusia diberi satu gunung emas, dia akan meminta gunung yang kedua, setelah diberi yang kedua, dia minta gunung emas ketiga. Hanya kematian yang memutus nafsu keserakahan itu," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Zega

Tags

Rekomendasi

Terkini

X