Remaja 13 Tahun ini Jadi Atlet Esport Termuda di PON Papua, Masuk Tim Free Fire

- Selasa, 21 September 2021 | 18:03 WIB
Atlet esport perwakilan DKI Jakarta untuk nomor Free Fire, Muhammad Rafli Setiawan, menjadi pemain termuda di cabang olahraga eksibisi esport di temui di gaming room Wisma Atlet Doyo Baru, kabupaten Jayapura, Minggu (19/9/2021). (photo/ANTARA/Arindra Meod
Atlet esport perwakilan DKI Jakarta untuk nomor Free Fire, Muhammad Rafli Setiawan, menjadi pemain termuda di cabang olahraga eksibisi esport di temui di gaming room Wisma Atlet Doyo Baru, kabupaten Jayapura, Minggu (19/9/2021). (photo/ANTARA/Arindra Meod

Muhammad Rafli Setiawan, seorang remaja yang masih berusia 13 tahun ini menjadi bagian dari kontingen DKI Jakarta itu menjadi atlet esport termuda di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua. 

Rafli, mulai bermain Free Fire sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) saat dia berusia 11 tahun.

"Pertama sih saya lihat teman main game, saya jadi ingin main game," kata Rafli di Wisma Atlet Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, Selasa (21/9) dikutip dari ANTARA.

Salah seorang teman bermain Rafli yang bertempat tinggal tidak jauh dari rumahnya kemudian mengenalkan dia kepada teman-temannya yang lain. Dari situ lah terbentuk tim Free Fire yang dinamai Basreng.

Bersama tim Basreng, Rafli kemudian mulai memasuki dunia kompetitif pada 2019 dengan mengikuti beberapa turnamen offline tingkat komunitas.

Semakin serius dengan dunia esport, Rafli mulai memantapkan diri untuk menempati posisi sebagai rusher atau penyerang di timnya.

Baca juga: Giring Tak Rela Indonesia Dipimpin Anies: Dia Pura-Pura Peduli dan Pembohong!

"Saya pernah melihat YouTuber menjadi rusher, setelah itu saya cara mainnya, saya latihan akhirnya saya suka. Di situ mulai atur strategi cara jadi rusher bagaimana, habis itu saya sudah mulai paham cara jadi rusher, akhirnya sampai saat ini masih jadi rusher," ujar Rafli.

Memiliki usia yang tergolong lebih muda dari rata-rata para pemain esport lain, bahkan dari teman satu timnya sendiri, Rafli mengaku tidak pernah merasakan diskriminasi.

Rafli mengaku dapat mengimbangi kemampuan teman-temannya di yang memiliki usia jauh di atasnya, yakni Luthfan Aufa Faqih berusia 23 tahun dan Muladi Ahmad Yasin 20 tahun, termasuk Muhammad Haikal yang satu tahun di atasnya.

Kerja keras Rafli bersama tim yang melakukan latihan delapan jam sehari terbayarkan ketika lolos kualifikasi esport PON Papua tingkat provinsi, menjadi perwakilan DKI Jakarta untuk tim Free Fire.

Untuk menjadi atlet esport, Raffi juga mendapatkan restu dari orang tuanya.

Tidak hanya orang tua, ESI DKI Jakarta juga mengeluarkan surat izin untuk sekolah agar Rafli, dan anak-anak usia sekolah lainnya dapat mengikuti pertandingan PON di Papua.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X