TWK Jadi Polemik di KPK, Moeldoko: Bangsa Ini Kadang Kehilangan Akal Sehat

- Rabu, 26 Mei 2021 | 12:08 WIB
KSP Moeldoko. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Kantor Staf Presiden)
KSP Moeldoko. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Kantor Staf Presiden)

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang sempat menjadi polemik di lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan bentuk dari penguatan wawasan kebangsaan setiap pegawai pemerintahan.

Moeldoko mengatakan, tes tersebut selama ini sudah berjalan, tidak hanya di ranah KPK, namun semua yang berproses atas alih status menjadi ASN di semua lembaga.

"Sekali lagi Ini sebenarnya sudah berlaku di semua lembaga dan termasuk kalangan BUMN. Soal tidak lolos uji TWK sebenarnya tidak hanya di KPK, tapi juga di lembaga lain terjadi seperti itu, bahkan di BPIP juga ada, begitu tes TWK mereka tidak lolos. Kenapa itu tidak ribut, tapi di KPK ribut," kata Moeldoko dalam video wawancara yang diunggah Akun Youtube Kantor Staf Presiden tentang "Alih Status Pegawai KPK" seperti dikutip di Jakarta, Rabu (26/5/2021).

Adapun mengenai mekanisme TWK yang menjadi perdebatan, Moeldoko menekankan harus dipastikan disusun dengan lebih baik. KSP merekomendasikan untuk melibatkan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang sudah teruji mampu merajut simbol kebangsaan dan kebhinekaan Indonesia.

Selain itu, kata dia, juga perlu dipikirkan berbagai skenario atas perbaikan terhadap mereka-mereka yang wawasan kebangsaannya masih kurang, melalui pendidikan kedinasan, layaknya diinginkan Presiden.

Moeldoko mengatakan TWK memang harus diperkuat dari waktu ke waktu, karena persoalan wawasan kebangsaan bisa naik turun lantaran ancamannya semakin keras.

"Kenapa kita mesti bertele-tele mendiskusikan sesuatu yang baik untuk kepentingan masa depan Indonesia. Bangsa ini sungguh kadang-kadang kehilangan akal sehat," ujar dia.

Dalam wawancara tersebut, Moeldoko mengajak seluruh pihak menyudahi energi negatif dan praduga yang tidak konstruktif terhadap KPK. Dia menekankan perlunya sikap bijak semua pihak untuk menyikapi semua situasi.

"Kita tahu ini sudah final. KPK harus terus diperkuat oleh kita semua. Kita berikan kepercayaan penuh kepada KPK untuk membenahi dan memperkuat diri, bekerja dan menindak koruptor dengan tidak pandang bulu. Termasuk pencegahan korupsi, kita sudah mempunyai instrumennya yaitu strategi pencegahan korupsi. Maka saatnya KPK kembali konsentrasi pada tugas pokok dan fungsinya, kita dukung sepenuhnya, masyarakat mendukung sepenuhnya," katanya pula.

BACA JUGA: Hanya 24 dari 75 Pegawai KPK Tak Lulus TWK yang Masih Bisa Jalani Pembinaan

Dalam kesempatan itu, Moeldoko menegaskan alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN) yang merupakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan komitmen Pemerintah untuk menjaga KPK.

"Saya pikir arahan Presiden terkait alih status KPK sebagai ASN semakin menegaskan komitmen Pemerintah untuk menjaga KPK, agar dapat bekerja secara maksimal sesuai tugasnya sebagai ujung tombak pemberantasan korupsi di Indonesia," ujar Moeldoko.

Moeldoko mengatakan KSP pasti akan mengawal arahan Presiden Jokowi tersebut. Menurutnya, dari awal Presiden ingin KPK memiliki sumber daya manusia yang terbaik serta berkomitmen tinggi dalam memberantas korupsi.

Karena itu, kata Moeldoko, proses pengalihan status pegawai KPK menjadi ASN membuat pemberantasan korupsi harus menjadi lebih sistematis.

Halaman:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Rekomendasi

Terkini

Berawal Saling Tatap, ODGJ Bacok Tetangga di Kepala

Selasa, 23 April 2024 | 19:30 WIB
X