Viral video yang memperlihatkan Bupati Alor, NTT, yaitu Amon Djobo marah-marah kepada staf dari Kementerian Sosial.
Peristiwa ini terjadi saat Bupati Alor tersebut menerima tamu dari Kementerian Sosial yang diduga datang untuk membahas penanganan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Amon kesal kenapa bantuan tersebut bukan diurus oleh Pemkab Alor, melainkan diurus oleh salah satu parpol dan dibagi-bagikan oleh Ketua DPRD. Amon menduga ada modus politik di baliknya.
"Sembarang saja tu. Jangan pakai politik-politik model begitu. Dia tidak tahu proses bantuan pola penanganan, teknis penanganan ini sampai dibawah. Mulutnya lebih cepat dari pikiran, pejabat apa model begitu tu, menteri model apa begitu, dia tidak pernah datang ke Alor ko" kata Bupati Alor, dikutip Rabu (2/6/2021).
Bupati Alor lalu menyuruh staf Kemensos itu untuk pulang dan membawa surat yang akan dia tujukan untuk Presiden Jokowi. Bupati Alor menyindir kinerja Mensos Risma di Surabaya yang hanya tanam bunga.
Bupati Alor-NTT Amon Jobo maki-maki manteri @KemensosRI bu Risma. Menurut bupati Amon, Risma menteri yg bodoh dan hanya bisa tanam bunga di Surabaya ! pic.twitter.com/EA8tHiitBb
— Munir (@Munir_Timur) June 1, 2021
Amon bahkan menyebut Mensos Risma bodoh dan membandingkannya dengan Khofifah. Menurutnya, Khofifah lebih baik dari Risma.
Terkait hal ini, Mensos Risma pun memberikan klarifikasi. Dia mengatakan bantuan tersebut bukan PKH, tapi bantuan bencana.
"Jelaskan ya, jadi sebetulnya itu bantuan bukan PKH, tapi bantuan untuk bencana. Jadi kalau bantuan untuk bencana saat itu saya sendiri saya ngirim barang saat dari Jakarta jauh, kita kepingin cepat, kita kirim dari Surabaya," ujar Risma.
Risma menjelaskan bahwa saat itu bantuan diupayakan dikirim secepatnya, dan kebetulan dari Surabaya angkutannya gratis dan bisa dikirimkan dengan cepat.
Part 2 pic.twitter.com/mLJerIZQpG
— ?arungga Pan????s???????????????? (@adHheD_mS72) June 1, 2021
Soal Ketua DPRD membagi bantuan, hal itu karena kala itu dialah yang bisa dihubungi oleh Mensos Risma saat jaringan terputus.
"Saat itu kami tidak bisa kontak siapapun di situ. Akhirnya ya sudahlah dibagi tapi tidak ada (kepentingan apapun) sekali lagi itu bukan PKH. Kami mulai bulan Januari tidak ada bantuan sosial dalam bentuk barang, tidak ada. Itu adalah bantuan bencana," ujar Risma.
